Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Inspiratif dari Para Guru dan Pelaksana Program POP Kemendikbudristek

Kisah Inspiratif dari Para Guru dan Pelaksana Program POP Kemendikbudristek Kredit Foto: Kemendikbudristek

Kisah inspiratif selanjutnya hadir dari Flora Elisabeth Luwunaung, seorang Guru SD YPPK Bunda Maria Pikhe, Kab. Jayawijaya, Provinsi. Papua. Elisabeth yang mengikuti program dari Wahana Visi Indonesia mengungkapkan bahwa ia sangat merasa termotivasi dan berdampak baik bagi dirinya sebagai seorang guru.

Elisabeth merasa kegiatan literasi yang diberikan oleh Wahana Visi Indonesia menjawab permasalahan yang ia hadapi sebagai guru kelas. 

"Masalah yang saya hadapi di sekolah, mengenai anak didik yang datang dari latar belakang terbatas. Saya katakan terbatas, karena mereka dari keluarga yang betul-betul berbahasa ibu, sehingga kami terkendala dalam proses belajar-mengajar," terang Elisabeth.

Baca Juga: Kemendikbudristek Tawarkan Jalan Kebudayaan untuk Hidup yang Berkelanjutan Dalam Pertemuan G20

Namun setelah mendapatkan pelatihan melalui POP oleh Wahana Visi Indonesia, Elisabeth kembali ke sekolah dan mengumpulkan teman-teman dan melakukan sosialisasi, dan saya berbagi pada guru-guru dari materi yang diberikan selama mengikuti POP terkait materi penggunaan bahasa ibu untuk perantara belajar siswa.

Elisabeth mengungkapkan dari pengalaman yang didapat melalui POP, ia kemudian menyadari bahwa bahasa Ibu sangat penting sebagai sarana pendidikan. "Kami rata-rata bukan berasal dari Kabupaten Jayawijaya, sehingga kami mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dan satu solusi yang kami dapat menggunakan tutor sebaya dalam membantu mengajar. Beberapa bulan kami lakukan itu, kami melihat anak-anak didik kami ada kemajuan dalam membaca," terangnya.

Perubahan dan kemajuan yang terjadi pada murid-murid tersebut membuat Elisabeth senang dan memacu semangatnya sebagai seorang guru. 

"Kami menjadi semangat dalam mengajar, karena anak-anak yang pada awalnya merasa kesulitan dalam belajar karena jenuh, setelah menggunakan tutor sebaya mereka antusias dan dengan semangat memperhatikan apa yang kami ajarkan," kata Elisabeth.

Baca Juga: 400 Guru Bahasa Asing dan 100 Tenaga Kependidikan di Asia Tenggara Ikuti Beasiswa SEAQIL

Selain perubahan terhadap dirinya sebagai seorang guru, Elisabeth merasakan suasana sekolahnya pun berubah setelah ia mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam POP. Hal ini terkait dengan kehadiran pojok-pojok baca di sekolah yang menghiasi kelas-kelas untuk memberi semangat para siswa untuk datang ke sekolah dan berkegiatan literasi. Perubahan tersebut tampak dari perubahan kebiasaan murid yang sebelumnya banyak bermain ketika datang ke sekolah menjadi terbiasa untuk membaca.

"Setelah ada pojok-pojok baca yang dibuat di kelas-kelas, mereka termotivasi untuk membaca, meskipun kami daerah kami terbatas untuk buku bacaan. Tapi kami membuat bacaan-bacaan lain yang membuat mereka tertarik untuk meluangkan waktu dan membiasakan diri untuk membaca," terang Elisabeth.

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat, Fakhrul Arrazi yang merupakan salah satu ormas POP memberikan pesan pada guru-guru peserta POP. Ia menuturkan, pada dasarnya memang butuh keberanian untuk maju dan mendobrak hal-hal yang sifatnya positif dan butuh keikhlasan dalam berkarya serta mengabdi sebagai tenaga pendidik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: