Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Disangka, Ternyata Tanaman Sawit Dapat Melindungi Tanah dan Menahan Erosi!

Gak Disangka, Ternyata Tanaman Sawit Dapat Melindungi Tanah dan Menahan Erosi! SMM Kebun Sawit | Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang menjadi bagian dari konservasi tanah dan air. Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Senin (25/4), hal ini dapat dibuktikan dari fungsi morfologi dan struktur tanaman kelapa sawit. 

Tanaman kelapa sawit mempunyai struktur pelepah daun berlapis dan canopy cover yang mencapai 90 persen. Di samping itu, tanaman ini juga memiliki pembentukan serasah, bagian penutup lahan, dan sistem teras. 

Baca Juga: Gegara Pasokan Bunga Matahari Tipis, Minyak Sawit Makin Ditunggu Uni Eropa!

Pada bagian akar berserabut terdapat lapisan yang secara masif dan membentuk banyak biopori tanah. Sistem perakaran ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan organik serta cadangan air.

“Itulah mengapa kelapa sawit dapat melindungi tanah dan menahannya dari erosi, bahkan dapat menyimpan air dalam tanah,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Dari karakteristik di atas, tidak heran jika kelapa sawit menjadi tanaman yang memenuhi syarat sebagai tanaman konservasi tanah dan air. 

“Semakin tua umur tanaman maka pori-pori tanah yang terbentuk pun semakin besar,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Pohon kelapa sawit dewasa memiliki akar dengan diameter 5 m dan kedalaman lebih dari 5 m dari pangkal batang. Dengan pohon sawit berpotensi menyimpan air dan cukup efektif mengurangi aliran air di permukaan. 

Seperti ditemukan Palm Oil Indonesia, sistem pori-pori tanah yang berada di bawah kebun sawit dapat meningkatkan kemampuan lahan untuk menyimpan air. Hal ini membuat kebun sawit cukup efektif untuk mengurangi aliran air permukaan. 

Baca Juga: Keunggulan Minyak Sawit Banyak Banget, Berikut 5 di Antaranya

Pada saat hujan, air tidak langsung mengalir melainkan meresap ke dalam tanah dan mengisi pori-pori tanah. Sebaliknya, pada musim kemarau, cadangan air dalam pori-pori tanah akan terlepas secara perlahan sehingga tanaman tetap mendapatkan air. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: