- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Teknologi PLTS Semakin Maju dan Murah Menjadi Pendorong Pemanfaatan Energi Surya Indonesia
Pemerintah Indonesia telah menetapkan proyek strategis nasional berupa pemasangan PLTS atap sebesar 3,6 GW pada tahun 2025 untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23%. Ketersediaan teknologi PLTS, mekanisme pembiayaan PLTS yang terjangkau dan pengembangan PLTS atap, PLTS terapung maupun PLTS berskala besar akan mendukung pencapaian target tersebut.
Harga jual rata-rata modul surya mengalami penurunan signifikan dari sekitar USD4,12/W pada tahun 2008 menjadi USD0,17/W pada tahun 2020. International Energy Agency melaporkan bahwa PLTS saat ini menjadi sumber listrik termurah di sebagian besar negara. Bahkan di Indonesia, hasil pelelangan PLTS di tahun Sebagai contoh di Indonesia, hasil lelang PLTS terakhir menghasilkan biaya listrik USD0,04/kWh, lebih rendah dari rata-rata PLTU batubara yang menelan biaya USD0,05-0,07/kWh.
Baca Juga: Mencari Skema Pendanaan dan Kesiapan Pengembangan Proyek PLTS
IESR bekerja sama dengan CASE, GIZ, dan Kementerian PPN/Bappenas mengadakan workshop Solar Energy Technologies yang dihadiri oleh beberapa pakar, yaitu Professor Martin Green, Scientia Professor di University of New South Wales, Sydney, dan Director of the Australian Centre for Advanced Photovoltaics; Noor Titan Putri Hartono, Peneliti Pascadoktoral di Departemen Bahan Aktif dan Solar Perovskite Stabil Helmholtz-Zentrum Berlin; Beny Adi Purwanto Perwakilan dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia; dan Jen Tan, CEO Sembcorp Energy untuk Indonesia.
Percepatan aksi mitigasi krisis iklim sangat penting untuk pengembangan energi berkelanjutan. Prof. Martin-Green menjelaskan pilihan teknologi energi terbarukan, khususnya energi surya telah tersedia untuk dikembangkan untuk mencapai dekarbonisasi Indonesia.
Baca Juga: Indonesia Perlu Manfaatkan Kepemimpinan G20 untuk Kejar Adopsi PLTS
"Teknologi sel surya berkembang sangat pesat. Jadi jika kita ingin memulai membangun pabrik komponen PLTS, tersedia rekomendasi teknologi sel surya sesuaiĀ industri yang ada di Indonesia. Namun tantanganĀ utamanya adalah pemilihan lokasi tempat pemasangan PLTS yang membutuhkan radiasi tinggi yang akan diserapĀ oleh panel surya," kata Martin, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (27/4/2022).
Selain silikon sebagai salah satu bahan utama sel surya, Perovskite Solar Cells (PSC) menjadi pilihan yang menjanjikan bagi teknologi PLTS. Noor Titana mengungkapkan bahwa ebagai produsen timah terbesar kedua, Indonesia berpeluang mengembangkan Perovskite Solar Cells (PSC).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas