Pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan kuota Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap terpasang 2024 sebesar 901 Megawatt (MW) secara nasional. Dari target tersebut tersisa 82 MW.
“Jadi antusiasme luar biasa,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi pada acara malam penghargaan tanda kehormatan listrik Indonesia 2024, di Jakarta, Kamis (27/09/2024).
Mayoritas kata Eniya kapasitas terpasang berasal dari sektor Industri di Pulau Jawa.
”Melihat antusiasme seperti ini, kemarin kita review minggu lalu, Saya terus terang agak kaget, apa? Ternyata kan di peraturan Menteri kita nomor 2 tahun 2024 yang telah ditandatangani tentang PLTS Atap itu, ada kewajiban kalau sudah di-approve oleh PLN, harus segera dibangun dalam jangka waktu 6 bulan. Ini kita sudah mulai ketar-ketir nggak bisa tercapai dalam 6 bulan,” lanjut Eniya.
Ketar-ketir seperti yang diucapkan eniya bukan tanpa sebab. Hal ini dikarenakan proses pembangunan dari PLTS Atap harus melalui beragam proses dan diharuskan 6 bulan telah terpasang sesuai Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang ditetapkan.
Baca Juga: PLTS Atap Jadi Prioritas Akselerasi EBT di 5 Tahun ke Depan
”Nah ini yang menjadi bottlenecknya, ternyata setelah ditetapkan kuota, perlu tender, perlu EPC, nggak ada yang bisa langsung terpasang dalam jangka waktu 6 bulan,” sambung eniya.
Terkait hal ini, Eniya mengemukakan bahwa pihaknya akan melakukan review kembali sehingga target di tahun 2024 bisa tercapai.
”Nantinya kita juga akan mendengarkan aspirasi-aspirasi dari industri yang masuk ke kami, Insya Allah minggu depan kita adakan pembahasan lagi, karena banyak dari asosiasi juga berkata seperti ini, seperti ini, dan kita akan mendengarkan banyak masukan,” tutup eniya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement