Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia bakal Cuek ke Amerika, Jokowi Bilang Tuan Putin akan Hadir di KTT G20

Indonesia bakal Cuek ke Amerika, Jokowi Bilang Tuan Putin akan Hadir di KTT G20 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keteguhan Indonesia dalam ajang G20 patut dipuji. Indonesia mengabaikan tekanan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang menyerukan agar Rusia dan Presiden Putin dikeluarkan dari daftar kehadiran KTT G20 di Bali pada November mendatang.

Dilansir dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi memastikan Vladimir Putin akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 mendatang.

Baca Juga: Telepon Rusia dan Ukraina, Jokowi Ingin Menyatukan Semua Tanpa Perpecahan Lewat G20

“Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir,” kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.

KTT G20 bakal dihadiri para kepala negara dan pemerintahan anggota G20, berlangsung pada November di Bali.

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya dan Putin berbincang melalui sambungan telepon pada Kamis (28/4), pukul 19.00 WIB.

“Presiden Rusia memberikan update mengenai situasi di Ukraina, termasuk proses negosiasi yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina,” ujar Presiden Jokowi.

Pada perbincangan tersebut, Presiden Jokowi kembali menekankan pentingnya mengakhiri perang tersebut.

“Saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut,” bebernya.

Sebelumnya pada Rabu (27/4) pukul 15.00 WIB, Presiden Jokowi menyampaikan undangan melalui telepon kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menghadiri KTT G20.

Ukraina memang bukan anggota G20, tetapi ketua forum G20 sebelumnya pernah mengundang negara lain sebagai tamu untuk menghadiri pertemuan tersebut.

G20 mengutuk invasi Rusia di Ukraina, yang kini telah memasuki pekan ke sembilan.

Invasi tersebut meningkatkan ketegangan geopolitik, mengancam ekonomi global, dan memicu krisis kemanusiaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: