Nova menceritakan ketika anak sebayanya masih ada yang senang menghabiskan waktunya untuk senang-senang. Dirinya sibuk menata diri untuk masa depannya.
Pria yang memiliki hobi di bidang sastra dan telah berhasil menerbitkan sebuah buku berjudul Ceritanya tentang Perjuangan Anak Disabilitas ini berpesan kepada sesama peserta didik untuk pantang berputus asa dalam berjuang meraih mimpi.
“Teman-teman yang di luar sana harus tetap semangat dan jangan pernah menyerah. Walaupun ada banyak cobaan, kita harus mampu,” kata dia.
Berikutnya datang cerita dari penerima Beasiswa BPI Program S3 pelaku budaya untuk Jurusan Antropologi, University of Amsterdam, Saur Marlina Manurung menyampaikan manfaat dari keikutsertaannya beasiswa ini.
“BPI ini sangat baru, namun harusnya sudah ada dari dulu,” ungkap Saur yang akrab disapa Butet ini.
“Saya bersama 25 teman-teman penerima beasiswa terus berinteraksi. Saya merasa berada di habitat saya, yaitu habitat pelaku budaya, dan banyak mendapat pengetahuan baru dan cepat belajar karena bertemu teman-teman sesama penerima beasiswa pelaku budaya ini,” tuturnya.
Butet menambahkan, dirinya berharap agar para tokoh budaya dari beragam daerah berpotensi mendapat beasiswa.
“Jangan karena bahasa Inggrisnya tertinggal (akhirnya melewatkan kesempatan), padahal potensinya besar untuk mengembangkan budaya di daerahnya,” ungkap Butet.
Dia mengatakan untuk para calon beasiswa tidak usah khawatir jika tidak bisa berbahasa asing atau kesulitan bahasa asing sebab ada program diberi fasilitas pelatihan Bahasa Inggris.
“Ini masih banyak para pelaku budaya kesulitan untuk mengakses tempat kursus bahasa Inggris," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Widihastuti Ayu
Editor: Rosmayanti