Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pilpres Filipina Diwarnai Dinasti Politik, Bagaimana dengan Indonesia?

Pilpres Filipina Diwarnai Dinasti Politik, Bagaimana dengan Indonesia? Kredit Foto: Reuters/Eloisa Lopez

Suara perempuan untuk siapa?

Kementerian Dalam Negeri mencatat Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) untuk Pilpres tahun 2024 sebanyak 206 juta jiwa.

Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pemilih pada Pemilu 2019 yakni 192 juta jiwa. Ini berarti pada pemilu 2024, jumlah pemilih perempuan akan sekitar 96,5 juta jiwa atau 50,07% lebih banyak dibandingkan pada Pilpres 2019.

Baca Juga: Bahas Soal Presidential Threshold untuk Pilpres, Pakar Politik Singgung Pilkada, Simak!

Peneliti senior bidang gender dan pembangunan dari Universitas Bengkulu (Unib), Titiek Kartika Hendrastiti, mengatakan meskipun jumlah pemilih perempuan mendominasi, tidak berarti pemilih perempuan akan memilih kandidat capres perempuan.

"Pemilih perempuan akan memilih kandidat yang diyakini akan membuat perubahan. Bisa laki-laki, bisa juga perempuan, karena perubahan tidak hanya bisa dilakukan oleh perempuan, namun laki-laki yang berpikiran out of the box juga bisa melakukan perubahan," kata Titiek.

Ia tidak menampik bahwa di awal tahun 2000-an aktivis perempuan memang mengampanyekan jargon women vote for women.

Namun setelah dievaluasi, tidak semua politisi perempuan ketika mendapatkan kesempatan akan melakukan banyak perubahan untuk perempuan.

"Hasil 2004, perempuan yang duduk (di pemerintahan) tidak banyak berperan (dalam membuat) regulasi ramah perempuan. Pemilih perempuan saat ini lebih cerdas, akan melihat apa yang sudah dilakukan dan bisa dilakukan. Tidak terbatas pada gender," lanjutnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: