Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korporasi Bisnis dan Ulama Bakal Dominasi Ajang Pemilu 2024?

Korporasi Bisnis dan Ulama Bakal Dominasi Ajang Pemilu 2024? IndoNarator | Kredit Foto: IndoNarator

Menurutnya, hal ini juga bertolak belakang dengan ulama pendukung Prabowo-Sandi yang mayoritas merupakan kelompok islam puritan (garis kental). Berbeda dengan Jokowi-Ma’ruf, basis suara Prabowo-Sandi justru Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Banten. Daerah-daerah yang disebutkan terakhir itu berdasarkan kategorisasi Sihidi, Roziqin, & Suhermanto (2020) tergolong dalam kelompok islam puritan.

Selain itu, fakta menarik lainnya yang perlu dicermati ialah peran penting korporasi bisnis atau para konglomerat di balik suksesi Pemilu, termasuk Pemilu 2019 silam.

Baca Juga: Abdul Somad Dikabarkan Dideportasi dari Singapura, Ngaku Sempat Ditahan di Ruang Mirip Penjara!

Harsam mencontohkan sebagai gambaran, kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 tidak terlepas dari dukungan para konglomerat, mulai dari Erick Thohir, Hary Tanoesoedibjo, Surya Dharma Paloh  dan lainnya. Dukungan serupa juga terjadi pada pasangan Prabowo-Sandi.

"Sosok Hashim Djojohadikusumo, Sandiaga Uno, Tommy Soeharto adalah deretan konglomerat yang ikut menyokong cost politik Prabowo-Sandi,"katanya

Kedua fakta empirik tersebut menarik untuk dicermati pada Pemilu 2024 mendatang. Namun, pencermatan kali ini bukan difokuskan pada pengerahan dukungan politik, melainkan pada potensi pertarungan terbuka di antara kedua entitas sosial.

Dia menilai pertarungan ulama dan korporasi bisnis pada momentum Pemilu 2024 sukar dihindari. Prediksi ini bukan tanpa dasar. Baik para ulama maupun konglomerat merupakan dua entitas dengan pengaruh besar terhadap elektoral politik. Jika kekuatan korporasi ada pada basis material (finansial), maka kekuatan ulama ada pada basis sosial (massa).

Kedua sumber kekuatan baik material maupun sosial merupakan basis kekuatan penentu suksesi Pemilu. Oleh karena itu, ada adagium, siapa yang ingin memenangkan kontestasi elektoral, maka ia mau tidak mau harus memiliki kekuatan baik sosial maupun kapital/material/finansial.

Baca Juga: Bantah Terima Bantuan dari Anies, Sinode Gereja Bethany: Kami Netral, Tak Ikut Politik Praktis!

"Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, jika keduanya tidak dimiliki seorang kontestan utamanya kontestan RI 01, maka sudah dipastikan ia akan kalah dalam hal apapun,"ungkapnya

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: