Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ajak Delegasi DEWG G20 Gala Dinner di Candi Prambanan, Menkominfo Kenalkan Budaya Indonesia

Ajak Delegasi DEWG G20 Gala Dinner di Candi Prambanan, Menkominfo Kenalkan Budaya Indonesia Kredit Foto: Dok. Kominfo.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G Plate, mengisahkan keberadaan candi sebagai bukti harmoni dalam keragaman dan resiliensi di Indonesia. Kepada delegasi Digital Economy Working Group (DEWG) G20, Menteri Johny menunjukkan salah satu inspirasi semangat yang dibawa dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 Recover Together, Recover Stronger.  

“Pemugaran candi Prambanan yang berkelanjutan dapat menjadi contoh semangat kepresidenan tahun ini. Sepanjang sejarah, candi Prambanan terus menghadapi bencana besar. Namun, karena upaya kolaboratif orang-orang, candi telah bertahan menghadapi tantangan dan bahkan tumbuh signifikansinya. Kami berharap melalui masa kepresidenan tahun ini, kami juga dapat bertahan dan tumbuh melalui masa-masa sulit ini dan pada akhirnya Recover Together, Recover Stronger,” jelasnya dalam Gala Dinner bersama Delegasi DEWG G20 di Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta, dikutip dalam keterangan persnya, Jumat (20/5/2022). Baca Juga: Jelaskan DEWG G20, Menkominfo: Bahas Peluang dan Tantangan Digitalisasi

Menurut Menkominfo keragaman suku, budaya dan agama di Indonesia bisa berdampingan dengan baik karena adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika atau Unity in Diversity. Selain itu, ketangguhan dalam menghadapi bencana juga tampak dari keberadaan candi yang sekarang masih tegak berdiri. 

“Indonesia memiliki ratusan candi yang indah karena budaya kita yang sangat beragam. Dua candi paling terkenal terletak di dekat sini di Jawa, yaitu Candi Borobudur, candi (agama) Budha, dan Candi Prambanan, candi (agama) Hindu,” tuturnya. 

Menteri Johnny menyatakan Candi Prambanan yang indah merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia.  

“Bahkan merupakan salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara. Candi ini bahkan dianggap sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1991,” jelasnya. 

Menurut Menkominfo, keberadaan Candi yang berdekatan seolah menjadi bukti nyata setiap komunitas agama berbeda di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis. 

“Dengan cara yang sangat puitis, kedamaian dan kedekatan antara kedua candi ini memberi tahu kita bahwa di Indonesia, komunitas agama yang berbeda memang hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan nasional Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Unity in Diversity”,” tandasnya. 

 

Menurut Menteri Johnny, keberadaan candi di Indonesia bukan hanya warisan karya budaya semata, namun menjadi bukti ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman. “Banyaknya candi-candi di Indonesia bukan hanya pemandangan untuk dilihat tetapi juga memiliki sejarah besar di balik setiap pembangunan dan pemugaran berkelanjutan,” ungkapnya. 

Menkominfo menjelaskan Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan, raja Kerajaan Medang, sekitar tahun 830 Masehi. Menurut Menteri Johnny, penerus Raja Rakai Pikatan terus membangun dan mengembangkan kompleks di sekitar candi Prambanan. 

“Namun seiring berjalannya waktu, konflik dan bencana melanda, yang menyebabkan candi itu ditinggalkan sekitar abad ke-10 Masehi. Bencana tersebut berupa letusan gunung berapi dan gempa bumi yang sering terjadi, bencana yang berdampak signifikan terhadap daratan. Meski begitu, kuil megah ini bertahan,” tuturnya. 

Sejak ditemukan kembali pada awal 1700-an. candi Prambanan terus-menerus menghadapi tantangan. Menteri Johnny menjelaskan berbagai upaya restorasi telah dilakukan oleh pemerintah, masyarakat setempat, dan berbagai lembaga. “Proyek restorasi terbaru adalah pada tahun 2009, setelah gempa Yogyakarta. Penduduk setempat dan pemerintah percaya bahwa candi ini benar-benar merupakan landmark bersejarah dan akan terus dipertahankan kondisinya,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: