Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Krisis Pangan, Pemerintah Indonesia Bisa Lakukan Sejumlah Jurus Ini

Atasi Krisis Pangan, Pemerintah Indonesia Bisa Lakukan Sejumlah Jurus Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah melonjaknya harga komoditas pangan dalam negeri, lembaga penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengajukan sejumlah rekomendasi yang dapat dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis ini.

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Adinova Fauri menyebut langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan perlindungan sosial (social protection) kepada masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: Kritik Pedas Luhut Soal Menteri Segala Urusan, Melanie Subono Alami Kejadian Mengejutkan!

"Bisa dengan memberikan subsidi atau bantuan langsung kepada masyarakat," ujar Adinova saat Media Briefing: Ancaman Kenaikan Harga Pangan di Indonesia, Senin (30/5).

Adinova kemudian memberikan cara alternatif apabila subsidi maupun bantuan langsung justru berpotensi membebani fiskal negara. Menurutnya, cara alternatif yang dapat dilakukan pemerintah adalah menambah pajak ekspor untuk komoditas yang sedang melambung.

Langkah ini perlu memperhatikan kondisi sisi suplai, ujar Adinova. Salah satu yang perlu diperhatikan pada sisi ini adalah ketersediaan pasokan komoditas.

Sebagai alternatif, Adinova mengajukan langkah impor untuk mengatasi kondisi suplai. Menurutnya, impor mampu menekan harga yang meningkat hingga menurunkan risiko ketika di pasar global.

Namun, lanjut Adinova, langkah ini perlu didorong oleh reformasi tata kelola kebijakan pangan yang harus disegerakan.

"Kalau ada kecenderungan harga pangan naik, maka impor otomatis dilakukan," terangnya.

Langkah terakhir yang ia ajukan bersifat jangka panjang, yaitu inovasi dan percepatan adopsi teknologi untuk petani dan pekebun.

Baca Juga: Awas, Krisis Pangan Negara Produsen Makanan Terbesar Jadi Alarm buat Dunia, Kok Bisa?

"Dengan begitu penambahan lahan produksi pertanian tetap bisa ditingkatkan," kata Adinova.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: