Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singgung 3 Periode, Amien Rais Sebut Jokowi Tak Mau Turun: Watak dari Sebuah Kekuasaan

Singgung 3 Periode, Amien Rais Sebut Jokowi Tak Mau Turun: Watak dari Sebuah Kekuasaan Kredit Foto: Instagram/Amien Rais
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi senior, Amien Rais, curiga bahwa masih ada gerakan untuk perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.

Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan keterangan jika penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) sesuai dengan jadwal tahun 2024 mendatang.

"Saya masih yakin, saya bukan curiga tanpa dasar. Karena watak dari sebuah kekuasaan, dimana saja bukan hanya di Indonesia, itu emoh (tidak mau) turun. Sehingga ada kata-kata 'No body will relingest his all good power golden to related'," terang dia saat menjadi pembicara dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah, di Edutorium UMS, Senin (30/5/2022).

Baca Juga: Amien Rais Sarankan Masyarakat Tak Pilih Capres yang Pro Barat atau China

Amie Rain menjelaskan, tidak ada penguasa laki-laki atau perempuan yang kemudian melepaskan kekuasaannya sukarela. Tidak ada, kalau bisa ditambah.

"Ini bukan Indonesia saja tapi seluruh watak manusia di Afrika, Amerika Latin, Amerika, dan China sama saja. Jadi kita tidak aneh," papar dia.

"Cuma dengan akal sehat dan nurani kita, mestinya tidak begitu. Kalau sudah dua periode, ya dua saja jangan tambah lagi," ungkapnya.

Mantan Ketua MPR RI mengatakan jika wacana jabatan presiden tiga periode mudah dilakukan. Sehinggadikhawatirkan jika itu tetap terjadi.

"Ini wanti-wanti saya, karena begitu ada tiga periode, berati Pak Jokowi 15 tahun dan Pak Luhut itu, kemudian kita tidak tahu apa yang terjadi,” katanya.

"Saya mewanti-wanti mumpung belum terlambat, kalau bisa sejak awal. Sudah lah dua periode, 10 tahun sesuai konstitusi yang ada," tandas dia.

Tapi kalau ada yang merubah konstitusi menjadi tiga kali dan nanti pingin yang keempat kali dan lain-lain.

"Nggak usah pakai istilah yang muluk-muluk dari khasanah agama maupun dari pikiran politik," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: