Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Layanan Cloud Diyakini Bisa Hemat Biaya Operasional Perusahaan Startup

Layanan Cloud Diyakini Bisa Hemat Biaya Operasional Perusahaan Startup Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di startup belakangan ini disebut-sebut ada kaitannya dengan fenomena Road To Profitablity, sebagai antitesis Buble Burst, atau dikenal dengan ledakan gelembung yang terjadi di startup. Sesuai namanya, Road To Profitablity bisa dikatakan adalah fenomena kesadaran bahwa startup sebagai peluang berusaha, tidak semata-mata tumbuh dengan membakar uang, tetapi tumbuh dengan fundamental operasi yang kuat. 

Fokus operasional, sebagai bagian dari langkah memperkuat fundamental bisnis, saat ini menjadi perhatian para startup. Mereka mulai memprioritaskan fokus bisnis dan kinerja  operasional bisnisnya. Hal tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, antara lain ketajaman product-market fit, dan efisiensi operasional, dan penciptaan arus kas yang sehat.

"Kami turut prihatin dengan fenomena startup yang tengah mengalami kesulitan keuangan. Sebagai startup teknologi, kami selalu berdiskusi dengan teman2 sesama startup, karena bagi kami, teknologi harus menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh teman2 startup. Efisiensi bagi startup mutlak dilakukan sedini mungkin, agar road to profitability startup semakin konkrit", ungkap Alfian Pamungkas, CEO PT Cloud Hosting Indonesia, atau lebih dikenal dengan Idcloudhost. 

Baca Juga: Startup Diterpa Isu Miring, Telkom Pastikan Tetap Lakukan Investasi

Gelombang PHK sedang melanda industri startup di Indonesia. Pertumbuhan startup tidak sebanding dengan angka kebutuhan pendanaan untuk dukungan modal kerja startup. 

Kebijakan ekonomi Amerika Serikat ditengarai juga menjadi pemicu kondisi ekonomi makro dunia, yang pada gilirannya mendorong para startup juga harus merumuskan ulang prioritas usahanya untuk perbaikan kinerja operasionalnya.

"Kami menyediakan layanan cloud seperti VPS dan Baremetal bagi startup, yang menjadi solusi agar  dapat beroperasi dengan lebih efisien. Selain handal, layanan VPS dan Baremetal juga lebih hemat. Hasil penghematan ini, dapat digunakan oleh para startup untuk meningkatkan belanja pada area yang lebih membutuhkan seperti mempertahankan karyawan yang dibutuhkan", tambah Alfi dalam penjelasannya.

Baca Juga: 150 Karyawan Netflix AS di PHK, Mulai Bangkrut??

Perkembangan startup di Indonesia berjalan bersamaan dengan pertumbuhan internet dari tahun ke tahun. Pengguna internet yang semakin mudah dan meningkat setiap tahunnya, menjadi peluang besar bagi para pendiri startup dalam mengembangkan bisnisnya.

Berdasarkan data Startup Ranking, per Maret 2022 terdapat 2.331 startup di Indonesia. Jumlah perusahaan kecil dan startup di Asia-Pasifik terus bertumbuh. Dari drone bawah air hingga sistem propulsi satelit, hospitality, mengatasi masalah untuk meningkatkan transportasi di kota-kota yang padat, memperluas konektivitas yang terjangkau di daerah terpencil sampai mencegah pemborosan makanan.

Forbes melansir laporan bertajuk Forbes Asia 100 to Watch perdana. Laporan ini menyoroti perusahaan kecil dan startup yang sedang naik daun di kawasan Asia-Pasifik.

Menurut data StartupRanking, Indonesia memiliki lebih dari 2.100 startup dan menduduki posisi kelima terbanyak di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: