Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi Dibuka, Muslim LifeFair Yogyakarta 2022 Siap Jadi Penggerak

Resmi Dibuka, Muslim LifeFair Yogyakarta 2022 Siap Jadi Penggerak Kredit Foto: Muslim LifeFair
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gelaran Muslim Life Fair Yogyakarta akhirnya resmi dibuka hari ini oleh Plt. Kepala Biro Ekonomi, yang juga saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi DIY, Yuna Pancawati. 

Pameran yang diinisiasi oleh Lima Events berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) ini akan berlangsung selama tiga hari pada  3-5 Juni 2022 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta. 

Baca Juga: UMKM Abinawa Collection Ikut Dorong Minat dalam Mengenakan Busana Muslim Sejak Dini

Ibu Yuna Pancawati mengaprepreiasi antusisme 185 peserta pameran yang menampilkan produk halal terbaiknya  “Kami Kami sampaikan terima kasih pula kepada para peserta dari produk fashion, makanan, kosmetik, jasa pariwisata, dan pendidikan. Para UMKM tetap berkarya meski saat pandemi Covid-19 saat ini bisa hadir, semoga bangkit kembali dalam event ini dengan menampilkan produk-produknya yang luar biasa untuk mendorong dan menggerakkan kembali aktivitas pertumbuhan ekonomi pelaku usaha khususnya, UMKM dari DIY dan sekitarnya, tentunya juga ikut memberikan andil bagi pertumbuhan ekonomi di DIY pada umumnya,” ungkap Yuna Pancawati.

Yuna juga berharap dan optimis, gelaan Muslim Life Fair yang merupakan perdana di Yogya  bisa menjadi trigger bagi penyelenggara event lainnya untuk membangkitkan kembali gairah ekonomi Yogyakarta.. 

Sebelumnya, Indonesia Muslim Life Fest telah sukses menarik perhatian 60 ribu pengunjung pada perhelatan pertamanya pada Agustus 2019 di Jakarta Convention Center (JCC). Sedangkan pameran Muslim Life Fair Jakarta di Istora GBK, Senayan, Jakarta pada 25 - 27 Maret 2022 lalu berhasil menarik perhatian 30 ribu pengunjung dan membukukan transaksi sekitar Rp 20 miliar. 

Disponsori oleh Bank Muamalat, BPKH, Wardah, Tokopedia, Wigro Indonesia dan AGB Ciganea ,  Muslim Life Fair Yogyakarta menampilkan berbagai kebutuhan produk halal dan islami, mulai dari modest fashion, islamic education, hobbies and communities, islamic book & publisher, halal travel, thibbun nabawi herbal, beauty & pharmaceutical hingga Kuliner Halal Aman & Sehat (KHAS). 

Dengan berkembangnya tren gaya hidup halal pada masa pandemi, pameran Muslim Life Fair Yogyakarta menjadi gairah bagi para pelaku UMKM untuk menampilkan masing-masing produk halal terbaiknya. Untuk Yogyakarta, produk fashion dan kuliner masih menjadi primadona. “Produk unggulan UMKM di sini lebih pada fashion dan kuliner. Begitu muncul sesuatu yang baru, bisa langsung viral,” ujar Ketua KPMI Yogyakarta, Intan Fery Atmaja.

Muslim Life Fair Yogya menghadirkan koleksi fashion muslimah syar’i mulai dari jilbab, gamis, khimar dan bahkan bergo dengan harga variatif dari sejumlah brand kenamaan seperti Amily Hijab, Pelangi Hijab, Khadijah Indonesia dan lainnya. 

Sejumlah stand kuliner, mulai dari khas Yogya seperti Tengkleng Hohah, Ayam Geprek dan Susu (Preksu), Bakso PaJero sampai kuliner ala Timur Tengah siap memberikan sensasi di lidah pengunjung yang sedang memburu hidangan lokal kekinian.

Ajang Muslim Life Fair ini pun siap menjadi wahana liburan keluarga (family time) yang menyenangkan sekaligus edukatif bagi pengunjung. Berbagai acara menarik disuguhkan Ask TarraJr, seperti workshop parenthing, membuat kerajinan, story telling dan aktivitas kreatif lainnya.

Area kids town pun tidak kalah seru menawarkan berbagai aktivitas seperti melukis pot dari KaktusQulucu, belajar mengenal huruf hijaiyah dengan cara menyenangkan dari Hizia Kids dan berbagai pilihan permainan lainnya. 

Bagi pengunjung yang sedang mencari lowongan kerja, ada banyak kesempatan untuk menemukan pekerjaan yang tepat di job fair Muslim Life Fair Yogyakarta. Ada berbagai macam posisi yang bisa di apply oleh jobseeker seperti graphic designer, finance staff, general affairs procurement, account officer, operasional di restoran, guru, advertising specialist, business development, content creator, dan lainnya.  

“Dengan diselenggarakannya Muslim Life Fair di Yogyakarta, kami berharap pameran ini dapat menggairahkan pertumbuhan ekonomi di daerah setempat sekaligus mendorong pelaku UMKM produk halal agar dapat berdaya saing global. Setelah pandemi berakhir mudah-mudahan, semakin membaik. Waktunya UMKM tumbuh kembali dan merekrut karyawan lagi,” tutur Direktur PT Lima Event Indonesia (Lima Events) , Deddy Andu.

.Di balik semarak ajang pameran produk UMKM, Muslim LifeFair 2022 juga menyuguhkan menghadirkan berbagai pesantren dan kampus-kampus Islam. Beberapa di antaranya adalah Universitas Islam Indonesia (UII), Pesantren Imam Syafi’I Brebes, dan Pesantren Ibnu Abbas Assalafy.  

Dengan berbagai rangkaian acara menarik, Muslim LifeFair menjadi rekomendasi acara yang tepat untuk dihadiri bagi kaum muslim dan pegiat produk halal.  Harga tiket masuk (HTM) Muslim Life Fair Yogyakarta 2022 dibanderol seharga Rp 10 ribu per orang. 

Pembelian tiket dapat dibeli melalui website www.muslimlifeshop.com atau melalui aplikasi @muslimlifeshop yang tersedia di Google PlayStore & AppStore. Pengunjung juga dapat membeli tiket pameran Life Fair Yogyakarta secara langsung (on the spot) di  lokasi pameran.

Ketua KPMI Yogya: UMKM produk halal Makin Bergairah di Yogya 

Yogyakarta sendiri memiliki potensi UMKM produk halal yang potensial untuk dikembangkan. Berbagai produk UMKM halal mulai dari makanan dan minuman, berbagai kuliner khas Yogyakarta, hingga fashion batik dan sebagainya merupakan potensi besar untuk dioptimalkan. 

Ketua KPMI Yogyakarta, Intan Fery Atmaja mengatakan siap menyukseskan acara Muslim Life Fair Yogyakarta 2022. Terlebih secara historial, berdirinya Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) ini berawal dari Jogja. Kemudian, Jogja juga sangat penuh dengan pengusaha. Banyak pengusaha sukses lahir dari Jogja, termasuk pengusaha Muslim dan para UMKM. 

Dia berharap dengan adanya Muslim Life Fair ini semakin memajukan roda ekonomi masyarakat terutama di Yogyakarta. Apalagi pada masa pandemi ini banyak UMKM yang tumbang sehingga kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan UMKM, dimana mereka dapat memperkenalkan lagi produk-produk serta inovasi terbarunya. 

“Alhamdulllah booth-both sudah terisi penuh. Sebagian besar dari kuliner dan fashion sebagai produk unggulan mengingat Yogyakarta sebagai kota pariwisata. Namun ada juga dari kategori lainnya seperti islamic edukasi, komunitas, UMKM dari Masjid Jogokariyan, dan UMKM Yogya pada umumnya,” ujar Fery. 

Fery menambahkan, setelah agenda Muslim Fair Yogyakarta selesai, para UMKM ini akan terus dibina agar mereka bisa memasarkan produk-produknya secara online. Saat ini pun proses digitalisasi produk UMKM halal sudah ada, salah satunya melalui aplikasi muslimlifeshop. 

Sebagai informasi, UMKM merupakan penggerak perekonomian Yogyakarta. Industri mikro dan kecil menyumbang 98,4 persen dari total keseluruhan industri di provinsi ini. Bahkan, UMKM juga menyerap tenaga kerja hingga 79 persen. 

Banyaknya pendidikan vokasi, budaya dan kreativitas yang tinggi menjadi faktor unggulan bagi UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data Sibakul Jogja, ada lebih dari 300 ribu UMKM di DIY dan angka ini terus meningkat signifikan.

Dari sisi ekonomi syariah dan industri halal, Yogyakarta telah menerima penghargaan Anugerah Adinata Syariah 2022. Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah provinsi di tanah air yang berdedikasi dalam pengembangan industri halal dan syariah dengan 7 kategori penilaian yakni kategori keuangan syariah, industri halal, keuangan sosial syariah, keuangan mikro syariah, pendidikan ekonomi syariah, pemberdayaan ekonomi pesantren, serta sektor ekonomi hijau dan berkelanjutan.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga dipilih sebagai salah satu dari delapan provinsi yang ditetapkan pemerintah sebagai prioritas pengembangan ekonomi syariah. Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat mengatakan hal itu berdasarkan riset dan ditemukan ada delapan provinsi yang memiliki potensi besar untuk awal pengembangan ekonomi syariah.

Salah satu tolok ukurnya adalah kultur dimana DIY berasal dari Kasultanan Mataram berbasis Islam. Kemudian konsep halal sudah terinternalisasi oleh masyarakat DIY. Selain itu, Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya organisasi keagamaan besar keislaman seperti Muhammadiyah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: