Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Pembangunan IKN, John Riady: Masa Depan Indonesia Lebih Cerah dan Pembangunan Makin Inklusif

Dukung Pembangunan IKN, John Riady: Masa Depan Indonesia Lebih Cerah dan Pembangunan Makin Inklusif Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai pemegang estafet kepemimpinan konglomerasi Lippo Group, John Riady yang berusia cukup muda seolah tidak gagap menghadapi masa transisi di hampir semua dimensi seperti saat ini. Mulai dari perkembangan teknologi seputar revolusi industri 4.0, pemulihan pascapandemi, desakkan global terkait pembaruan sektor energi, hingga gejolak geopolitik.

Problem global itu kini tengah melanda seluruh negara di dunia. Bahkan, di beberapa kawasan, saat sekarang merupakan fase transisi yang paling tak mengenakkan. Baru saja sektor ekonomi hendak pulih dari terpaan pandemi, muncul perang Rusia-Ukraina yang menyisakan persoalan krisis sumber energi, hingga mengacaukan rantai pasok global.

Baca Juga: Di Swiss John Riady Bahas Ekonomi Digital: Dominasi Asean Semakin Besar, Indonesia Harus Siap

Di sisi lain, hampir seluruh pemangku kepentingan secara global juga hendak menuju cita-cita netral karbon yang diiringi kebijakan mengikis sumber energi fosil. Semua faktor itu tengah menghajar sendi perekonomian banyak negara, melambungkan harga-harga sekaligus memunculkan ancaman inflasi.

Indonesia pun bersiap menghadapi gelombang pasang harga komoditas, serta terganggunya pasokan material industri, serta terganggunya stok pangan. Di tengah situasi itu, setiap pengusaha apalagi sekelas pucuk pimpinan konglongmerasi seperti Lippo Group, dipaksa berpikir keras agar fondasi bisnis tidak goyah.

Bagi Direktur Eksektutif Lippo Group John Riady, yang juga menjabat sebagai CEO Lippo Karawaci dan Preskom Siloam Hospitals, situasi global yang seolah mencekam, bukanlah perkara besar manakala secara faktual Indonesia masih memiliki banyak keunggulan.

Baca Juga: Begini Cara John Riady Terapkan Transformasi Lippo di Tengah Arus Digitalisasi

"Dan saya masih optimistis bahwa negeri ini akan terus melaju, akan terus memetik berbagai pertumbuhan," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (7/6/2022).

Bahkan, dalam acara tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss, pesimisme terhadap perekonomian global juga mengemuka yang dilatari berbagai alasan. Namun, kata John, Indonesia memiliki prospek lebih cerah sebagai salah satu negara Asean yang merupakan kawasan dengan predikat ekonomi terbesar keempat di dunia.

"Kita memiliki tingkat pertumbuhan ketiga setelah China dan India. Selain itu, Indonesia juga memiliki demografi yang sangat muda, politik yang cukup stabil," simpulnya.

Dia menyinggung jika saat ini kawasan lain, seperti Amerika dan Eropa, tengah menghadapi situasi yang mengarah resesi, maka kawasan Asean khususnya Indonesia bahkan ada dalam trek pemulihan yang stabil. Hingga akhir tahun ini, tingkat inflasi nasional diperkirakan hanya berkisar 4 persen.

"Namun saya pikir pemerintah kita telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengantisipasi dan tetap berada di depan kurva. Dan dibandingkan dengan negara lain di Asean, misalnya, saya yakin bank sentral kami lebih agresif dalam menaikkan suku bunga," ungkap John.

Baca Juga: Matahari Milik Lippo Group Akan Habiskan Duit Triliunan Rupiah untuk Borong Saham Masyarakat

Selain itu, terkereknya harga komoditas juga telah menopang pertumbuhan ekonomi. Sektor inipun masih menjadi magnet penarik investasi yang sangat besar.

PROSPEK BISNIS

Dengan fakta demikian, John mengungkapkan sektor bisnis di Indonesia masih cukup cerah. Terlebih lagi, di bawah Pemerintahan Joko Widodo, pemerintah sangat aktif membangun infrastruktur hingga menggulirkan proyek IKN (Ibu Kota Negara).

John melihat strategi itu selain akan memajukan perekonomian di masa mendatang, sekaligus bakal berimbas terhadap penciptaan pembangunan yang merata dan inklusif. "Dengan total populasi hingga 280 juta, ekonomi nasional kita semakin maju dan merata, ini adalah kekuatan baru yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan hingga nanti," katanya.

Baca Juga: Profesor Harvard Puji Rencana Jokowi Bangun Pendidikan Kualitas Internasional di IKN Baru

Pada proyek IKN, John berkomitmen Lippo Group akan ikut berpartisipasi. "Kami akan mendukung dengan berbagai kemampuan kami, entah itu pembangunan rumah sakit atau penguatan sektor kesehatan, serta bisa juga ke arah sektor pendidikan. Kami ingin mengambil bagian dan berkontribusi," kata John.

Di sisi lain, prospek bisnis Indonesia pun semakin cerah seiring kian mudahnya akses digital. Lippo Group, lanjut John, berkeyakinan bahwa saat ini masih merupakan tahap permulaan dari ledakan ekonomi digital di Indonesia.

Konsolidasi pasar serta semakin banyaknya perusahaan teknologi yang lahir secara simultan akan mengubah banyak lanskap kehidupan masyarakat. "Kami telah berinvestasi dan ikut mengembangkan sekitar 57 perusahaan rintisan, tentunya perusahaan yang kami pilih berdasarkan prinsip untuk menyajikan solusi bagi masyarakat. Dengan prinsip ini, kami yakin perusahaan rintisan itu akan terus maju dan berkembang," tutup John.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: