Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gokil! Perkebunan Sawit Mampu Menghemat Residu dan Polusi

Gokil! Perkebunan Sawit Mampu Menghemat Residu dan Polusi Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pertanian dengan teknologi intensif pupuk dan pestisida umumnya menghasilkan residu pupuk dan pestisida yang lebih besar. Kondisi ini sangat berbahaya karena mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Salah satu komoditas pertanian yang juga menghasilkan residu pupuk dan pestisida ialah tanaman minyak nabati yakni minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak rapeseed. 

Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Kamis (9/6), karakteristik kelapa sawit sebagai tanaman minyak nabati tropis dengan siklus produksi selama 25 tahun, berukuran besar dan produktivitas minyak yang tinggi menyebabkan penggunaan pupuk dan pestisida untuk memproduksi satu ton minyaknya lebih hemat/sedikit, dibandingkan tanaman kedelai dan rapeseed. Implikasinya ialah polutan tanah/air yang dihasilkan juga paling sedikit dibandingkan kedua tanaman minyak nabati tersebut.

Baca Juga: Kemenkop UKM Dorong Korporatisasi Petani Sawit Indonesia

Studi FAO (2013) juga menujukan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida untuk memproduksi satu ton minyak kedelai dan minyak rapeseed lebih tinggi dibandingkan kelapa sawit. Implikasinya, polusi dari residu pupuk dan pestisida untuk memproduksi satu ton minyak kedelai dan minyak rapeseed juga lebih tinggi dibandingkan kelapa sawit. Artinya tanaman kelapa sawit lebih hemat polusi atau tanaman yang paling sedikit mencemari air dan tanah.

Residu pupuk dan pestisida dari proses produksi tanaman minyak nabati tersebut berpotensi mencemari lahan dan air (FAO, 2013) dan mengancam kehidupan biota, baik yang ada di dalam tanah maupun pada perairan. 

Baca Juga: Dibuat Naik Pitam, Haris Pertama Tantang Denny Siregar: Dasar Manusia Dungu!

“Tanaman minyak kedelai menghasilkan residu pupuk dan pestisida terbesar sehingga lebih mencemari kehidupan biota dalam tanah dan air. Sebaliknya, tanaman kelapa sawit menghasilkan emisi pupuk dan pestisida yang lebih sedikit sehingga potensi sebagai ancaman terhadap kehidupan biota dalam tanah dan air relatif lebih rendah,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: