Soal Rendang Babi, Anggota DPR, Wagub DKI, Hingga Gubernur Sumbar Teriak Haram, Simak Ulasannya!
Beberapa hari belakangan, masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim, dibuat gemas oleh rumah makan Babiambo yang menyajikan menu rendang khas Padang dengan bahan baku daging babi. Pemberitaan terkait dengan rumah makan tersebut menjadi ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia.
Pasalnya, Padang dikenal sebagai wilayah yang memegang teguh nilai religiusitas keislaman yang dalam, pun demikian pula dengan menu masakannya. Rendang dianggap sebagai salah satu menu makanan yang halal, sesuai dengan jalur keislaman yang dianut masyarakat Minang. Polemik rendang babi semakin memanas tak kala tokoh publik ikut menyatakan kecaman keras terhadap menu tersebut.
Sejumlah Tokoh Publik Buka Suara
Salah satu tokoh publik yang mengecam menu rendang babi adalah Fadli Zon. Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra tersebut mengatakan bahwa ada prinsip keislaman yang dipegang teguh oleh masyarakat Minang.
Baca Juga: Kadrun Kena Lagi, Denny Siregar Bingung Rendang Babi Bisa Jadi Persoalan: Ah Lu Lap Robek!
"Kuliner Minang/Padang dikenal sebagai kuliner halal. Apalagi prinsip orang Minang 'adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah'," tulis Fadli Zon dalam akun Twitternya pada Jumat (10/6/2022).
Fadli Zon juga mengatakan, rendang merupakan makanan terenak yang eksistensi diakui oleh dunia. Dengan munculnya rendang babi, Fadli Zon menilai bahwa hal tersebut sangat melukai hati masyarakat Minang.
"Kalau ada yang menggunakan daging babi, jelas melukai orang Minang/Padang," sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas yang geram dengan kehadiran rendang babi. Dia, sebagai warga dari masyarakat Minang mengaku tersinggung dengan menu masakan tersebut. Menurutnya, masyarakat Minang memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan jalur keislaman.
“Sebagai bagian dari warga masyarakat Minang, saya benar-benar tersinggung karena seperti diketahui orang minang atau Padang itu punya falsafah “Adat Bersendi Syara’ dan Syara' Bersendi Kitabullah,” kata Anwar, Jumat (10/6/2022).
Anwar beranggapan bahwa praktik yang dilakukan pemilik rumah makan Babiambo telah melukai hati masyarakat Minang yang terkenal religius. Dia juga mengatakan bahwa pihak rumah makan seolah-olah telah mengangkangi dan merendahkan martabat orang Minang yang menghormati adat dan ajaran agamanya. Berdasarkan ketersinggungannya, Anwar meminta agar pihak kepolisian segera memproses pemilik rumah makan tersebut.
"Saya meminta pihak kepolisian agar turun dan menyelesaikan persoalan ini secepatnya, serta menyeret yang bersangkutan ke pengadilan," tegasnya.
Baca Juga: Ikut Meradang Ada Rendang Babi, Anwar Abbas: Jelas-jelas Menyakiti Hati Kami sebagai Orang Minang
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, mengusulkan untuk diadakan sertifikasi masakan Padang oleh Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal tersebut dia katakan berdasarkan gaduhnya pemberitaan terkait dengan rendang babi yang ramai dibicarakan.
"Ke depan harus ada sertifikasi oleh IKM, mana yang asli padang, mana yang bukan. Nanti ada stikernya," kata Mahyeldi dalam keterangan resminya, Sabtu (11/6).
Lebih lanjut, Mahyeldi juga menegaskan bahwa masakan Padang, dalam hal ini rendang, tidak diperbolehkan dimasak dengan bahan baku yang diharamkan umat muslim. Dia juga mengajak masyarakat untuk ikut serta memastikan bahwa semua masakan Padang berbahan baku halal.
"Pada intinya tidak boleh lagi ada masakan Padang yang non halal, kita harus pastikan masakan padang itu semuanya halal dan dapat dikonsumsi oleh umat muslim," kata dia.
Baca Juga: Nilai Cuma Orang Ribet Ributin Soal Rendang Babi, Abu Janda: Paham Kan Kenapa Dijajah 350 Tahun?
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengimbau pemilik rumah makan untuk berkreativitas yang baik dan tidak berpotensi menyinggung perasaan banyak pihak. Riza juga mengatakan bahwa sejauh ini, rendang yang biasa disajikan di rumah makan Padang berbahan baku halal. Dia juga mengaku bahwa temuan rendang babi merupakan bentuk dari keterbatasan informasi.
"Kalau mau ada kreativitas itu boleh tapi jangan sampai melukai yang lain. Nanti dikhawatirkan kalau di restoran Padang itu orang makan, enggak taunya haram. Jadi sejauh yang kita tahu dan kita makan, di restoran Padang selama ini menunya yang halal. Jadi kalau yang gak halal itu ya keterbatasan kita, kita gak tahu kok ada yang gak halal," kata Riza, Jumat (10/6/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: