Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahaya Ancaman Siber Phising, Berikut Tips Jaga Keamanan Siber dari Kaspersky

Bahaya Ancaman Siber Phising, Berikut Tips Jaga Keamanan Siber dari Kaspersky Kredit Foto: Nuzulia Nur Rahma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi yang cepat akibat pandemi telah meningkatkan upaya siber secara global, terutama di sektor keuangan, termasuk di Indonesia. Jika dianalogikan, perkembangan digitalisasi di sektor keuangan ibarat pedang bermata dua. Selain mempermudah transaksi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai digitalisasi juga meningkatkan kemungkinan serangan siber hingga 86,70%.

Di Indonesia, misalnya, ancaman phishing masih menyasar sektor keuangan dari perbankan, sistem pembayaran, dan toko online. Melansir dari data terbaru Kaspersky untuk Indonesia pada periode Februari hingga April tahun 2022 menunjukkan hampir separuh (47,08%) upaya phishing terkait dengan keuangan.

Baca Juga: Kata Analis Pasar Soal Penurunan BTC: Hati-Hati Bisa Sampai US$8.000!

Untuk tetap terjaga meski di tengah banyaknya ancaman phishing, berikut beberapa tips yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna aplikasi perbankan dan transaksi digital dari Dony Koesmandarin, Territory Manager Indonesia di Kaspersky.

Beberapa langkah yang lebih penting untuk dipertimbangkan juga termasuk:

  • Berikan staf pelatihan kebersihan keamanan siber dasar. Lakukan simulasi serangan phishing untuk memastikan bahwa mereka mengetahui cara membedakan email phishing
  • Gunakan solusi perlindungan untuk titik akhir dan server email dengan kemampuan anti-phishing, seperti Kaspersky Endpoint Security for Business, untuk mengurangi kemungkinan infeksi melalui email phishing.
  • Pertimbangkan untuk memanfaatkan platform intelijen ancaman: Komponen kunci lain yang harus disertakan adalah memastikan akses ke tren/ancaman keamanan TI terbaru yang juga dikenal sebagai intelijen ancaman. Intelijen ancaman akan memberikan wawasan untuk ditindaklanjuti, dan memberikan gambaran yang lebih besar dan lebih akurat tentang kehadiran bank digital, untuk mengedukasi para pemangku kepentingan senior tentang risiko dan kerentanan yang sedang berlangsung. Ini akan memberdayakan mereka agar dapat membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai potensi bahaya, menyempurnakan proses keamanan yang ada untuk melawan ancaman yang telah diketahui dan menutup celah apa pun pada infrastruktur TI secara berkelanjutan.
  • Memastikan sistem keamanan siber vendor pihak ketiga juga diperbarui. Ada semakin banyak laporan tentang bagaimana pelanggaran terhadap sistem keamanan pihak ketiga telah melibatkan bisnis. Baik bank, Pemerintah atau perusahaan swasta, tidak ada yang kebal dari ancaman keamanan ini, dan penting bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan dalam hal keamanan siber. Tidak masalah seberapa aman vendor pihak ketiga menginformasikan keamanan sistem mereka, karena serangan rantai pasokan yang semakin meningkat telah menunjukkan bahwa bertanggung jawab atas postur keamanan siber Anda sendiri daripada menyerahkannya di tangan mitra adalah penting

Baca Juga: Waduh! Restoran Padang Bakal Disidak Gegara Rendang Babi, PDIP: Resep Jadi Pecundang di Mata Dunia

  • Sebagai entitas yang banyak ditiru oleh para penjahat dunia maya, penerapan langkah-langkah pertahanan harus lebih dari sekadar melindungi sistem. Perbankan dan entitas keuangan lainnya perlu mengambil tindakan proaktif untuk mengingatkan pelanggan agar tidak menjadi korban dariĀ  peniru mereka melalui serangan phishing dan metode lainnya, bahkan jika itu terjadi di luar sistem mereka.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: