Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Tingkatkan Fokus di Indo-Pasifik, Marinir Siap Diterjunkan di Australia Utara

Amerika Tingkatkan Fokus di Indo-Pasifik, Marinir Siap Diterjunkan di Australia Utara Bendera Australia berkibar di depan Aula Besar Rakyat saat upacara penyambutan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (tidak dalam gambar) di Beijing, China, 14 April 2016. | Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Sydney -

Sejak seminggu terakhir, prajurit marinir Amerika Serikat berlatih di sebuah pulau di sebelah utara Darwin, Australia. Mereka mengantisipasi pengepungan dan evakuasi Kedutaan Besar AS jika terjadi konflik.

Latihan bernama Darrandarra ini diikuti prajurit-prajurit marinir untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengamankan dan mengevakuasi aset AS di negara asing.

Baca Juga: Bahaya! Jumlah Persenjataan Nuklir Global Diperkirakan Bertambah, Rusia Ungguli Amerika?

Latihan ini diadakan setiap tahun di lokasi terpencil di wilayah Northern Territory sebagai bagian dari penempatan marinir AS selama enam bulan di wilayah itu.

Meski latihan di Pulau Bathurst Tiwis hanyalah skenario rekaan, menurut Sersan Robert Robinson, marinir kemungkinan akan dikerahkan dalam operasi nyata yang serupa sepanjang karier mereka.

"Saya pikir kami mungkin melakukan latihan evakuasi non-kombatan setahun sekali," kata Sersan Robinson kepada ABC News.

"Kami selalu siap diterjunkan. Kami tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi, jadi kami harus siap," katanya.

Para marinir ini dilatih hampir 24 sehari selama seminggu dalam cuaca terik siang hari dan lembap pada malam hari.

Dalam latihan ini digambarkan, gerbang "Kedutaan Besar AS Tiwi" dikepung pengunjuk rasa. Mereka berbagi peran, ada yang menjadi pengunjuk rasa dan yang lainnya menjadi penjaga Kedubes.

Penembak senapan mesin, petugas medis, dan bahkan perwakilan resmi dari Kedutaan Besar AS di Canberra ikut serta dalam pelatihan tersebut.

Setelah satu minggu berlalu, skenario yang dihadirkan bagi prajurit marinir yang rata-rata berusia 21 tahun menjadi lebih rumit.

Dari penanganan demo di Kedubes, mereka kemudian dilatih menghadapi aksi bom bunuh diri dan peristiwa yang menimbulkan korban massal.

Dalam latihan bahkan dihadirkan paket mencurigakan dan tindakan penyusupan Kedubes.

Setiap malam, saat marinir beristirahat sejenak, komandan mereka sudah sibuk menyiapkan tantangan baru yang akan mereka hadapi.

"Kami mulai dari yang sangat kecil kemudian mengembangkannya hingga ke skenario terburuk," jelas Letnan Tess Miller.

"Kami membunuh pimpinan mereka atau memutuskan komunikasinya. Kemudian mereka harus menghadapi situasi ini," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: