Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Asia Memilih Merk yang mengedepankan Selera Humor

Orang Asia Memilih Merk yang mengedepankan Selera Humor Kredit Foto: IST

Saluran sosial: 74 persen orang akan mengikuti merek jika lucu di saluran media sosialnya, namun hanya 12 persen pemimpin bisnis yang mengatakan merek mereka menggunakan humor di media sosial.

Pemasaran email: 68 persen orang akan membuka email dari suatu merek jika baris subjeknya lebih lucu, namun hanya 21 persen pemimpin bisnis JAPAC yang mengatakan bahwa mereka secara aktif menggunakan humor dalam kampanye pemasaran email.

Chatbot/asisten digital: 67 persen lebih suka terlibat dengan chatbot/asisten digital yang humoris, namun hanya 24 persen pemimpin bisnis JAPAC yang mengatakan merek mereka secara aktif memasukkan humor ke dalam komunikasi bot.

Senyum dan tawa memang menghasilkan dividen, tetapi para pemimpin bisnis khawatir untuk mencoba sisi humoris pada mereknya.

Orang akan menghargai brand yang menghubungkan humor dengan loyalitas, advokasi, dan pembelian berulang dan akan meninggalkan merek yang tidak menggunakan humor.

56 persen orang tidak percaya bahwa mereka memiliki hubungan dengan suatu merek kecuali jika hal itu membuat mereka tersenyum atau tertawa dan 49 persen akan menjauh dari suatu merek jika itu tidak membuat mereka tertawa atau tersenyum secara teratur.

Jika suatu merek menggunakan humor, orang lebih cenderung membeli lagi dari merek tersebut (82 persen), merekomendasikan merek tersebut kepada keluarga dan teman (81 persen), memilih merek tersebut daripada pesaing (76 persen), dan membelanjakan lebih banyak dengan merek tersebut (67 persen).

90 persen pemimpin bisnis melihat peluang untuk menggunakan humor untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan percaya bahwa merek mereka dapat berbuat lebih banyak untuk membuat pelanggan tertawa atau tersenyum.

76 persen pemimpin bisnis takut menggunakan humor dalam interaksi pelanggan, 87 persen pemimpin bisnis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki wawasan data atau alat untuk menyampaikan humor dengan sukses.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: