Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepercayaan Dimainkan, Orang Indonesia Makin Waspada terhadap Australia karena...

Kepercayaan Dimainkan, Orang Indonesia Makin Waspada terhadap Australia karena... Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese (tengah) berjalan usai mengikuti upacara peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Senin (6/6/2022). PM Australia mengunjungi TMP Nasional Utama Kalibata untuk berziarah sekaligus meletakkan karangan bunga. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay

Indonesia memandang AUKUS sebagai ancaman, kata Made Supriatma, peneliti tamu di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura. Jakarta telah lama memandang Canberra sebagai ambivalen dan tidak dapat diandalkan.

"Dan, pakta AUKUS serta bergabungnya Quad memperburuk keadaan karena dapat memprovokasi China dan mengacaukan kawasan," kata Made.

Baca Juga: Forum Negara-negara Pasifik Terancam Pecah, Australia Turun Tangan Membantu...

Sejarah tidak membantu.

"Elite militer Indonesia tidak melupakan 'intervensi' Australia di Timor Timur pada 1999," katanya mengacu pada serangan Indonesia di Timor Timur setelah pemilihannya untuk kemerdekaan.

“Militer Indonesia tidak dapat menghilangkan persepsi bahwa militer Australia telah melakukan intervensi ke wilayah Indonesia” dan memaksa angkatan bersenjata Indonesia untuk mundur, tambahnya.

Bagi orang Indonesia, tidak masalah bahwa Australia telah bertindak atas perintah AS.

Menyusul pengumuman AUKUS, pengamat politik termasuk mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan keprihatinan bahwa hubungan Australia-Indonesia telah jatuh di pinggir jalan karena pakta keamanan lebih fokus pada pengelolaan hubungan Canberra yang berantakan dengan Beijing.

Australia memilih untuk menjadikan Indonesia sebagai pitstop tingkat menteri pertama setelah pemilihan, tetapi banyak orang di Indonesia tidak akan berpikir bahwa Australia layak mendapat perhatian yang sama, Tim Lindsey dan Tim Mann dari Center for Indonesian Law, Islam and Society di The University of Melbourne mengatakan dalam sebuah opini di Percakapan.

"Mereka melihat (Australia) sebagai mitra perdagangan dan investasi berperingkat rendah yang lebih fokus pada Amerika Serikat dan Inggris daripada Asia Tenggara," kata mereka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: