Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Ngomong Profesor IDI: Ganja Medis Belum Terbukti Sebagai Obat Terbaik

Yang Ngomong Profesor IDI: Ganja Medis Belum Terbukti Sebagai Obat Terbaik Kredit Foto: Unsplash/2H Media
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM menyatakan bahwa ganja tidak selamanya aman digunakan untuk keperluan medis.

Prof Zubairi menjelaskan, legalisasi ganja untuk medis tanpa pengawasan yang ketat dari seluruh pihak akan mengakibatkan penyalahgunaan yang berakibat pada kesehatan masyarakat.

"Merupakan fakta bahwa ganja medis itu legal di sejumlah negara, bahkan untuk nonmedis. Namun tidak berarti sepenuhnya aman. Jika penggunaan tidak ketat, bisa terjadi penyalahgunaan yang menyebabkan konsekuensi kesehatan bagi penggunanya," kata Prof Zubairi melalui twitternya, Rabu (29/6/2022).

Profesor penemu kasus pertama HIV/AIDS di Indonesia ini menegaskan, belum ada kajian yang membuktikan ganja medis lebih baik dari obat lainnya, meski di beberapa negara seperti Amerika Serikat obat sintetis tetrahydrocannabinol (THC) dan satu obat ganja nabati (Epidiolex) sudah legal digunakan untuk pengobatan pasien Kanker dan HIV/AIDS.

Baca Juga: Anies Baswedan Mohon Pasang Kuping Baik-baik, Rocky Gerung Akan “Hukum” Anda Jika Tidak Melakukan Hal ini, Simak!

"Belum ada bukti obat ganja lebih baik, termasuk untuk nyeri kanker dan epilepsi. Namun ganja medis bisa menjadi pilihan atau alternatif, tapi bukan yang terbaik. Sebab, belum ada juga penyakit yang obat primernya adalah ganja," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: