Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ongkos Mahal Pemulihan Tembus Rp11,25 Kuadriliun, Siapa yang Bayar? Denys Shmygal: Oligarki

Ongkos Mahal Pemulihan Tembus Rp11,25 Kuadriliun, Siapa yang Bayar? Denys Shmygal: Oligarki Kredit Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko
Warta Ekonomi, Zurich -

Untuk memperbaiki dan memulihkan kehidupan di Ukraina dibutuhkan ongkos yang mahal senilai sekitar Rp11,25 kuadriliun atau tembus 750 miliar dolar AS, kata Perdana Menteri Denys Shmygal.

Karena itu, Shmygal dengan tegas, tak akan segan meminta para oligarki Rusia, turun tangan menanggung biaya pemulihan tersebut.

Baca Juga: Menengok ke Akar Masalah Ukraina Bantah Titip Pesan untuk Putin Lewat Jokowi, Sekretaris Pers Buka-bukaan!

"Sumber utama pemulihan seharusnya adalah aset yang disita dari Rusia dan oligarkinya," kata Shmygal dalam konferensi di Lugano, Swiss, Senin (4/7/2022).

Dia menyebut, nilai aset Rusia yang dibekukan, kira-kira setara 300-500 miliar dolar AS (Rp4,5-7,5 kuadriliun).

"Perang berdarah ini adalah ulah Rusia. Merekalah yang menyebabkan kehancuran besar-besaran ini. Karena itu, mereka harus bertanggung jawab," tegas Shmygal.

Selama ini, Rusia mengatakan, perang di Ukraina adalah bentuk operasi militer khusus, yang dimaksudkan untuk mendemiliterisasi tetangga selatannya, dan melindungi orang-orang berbahasa Rusia, yang disebut sebagai para nasionalis.

Namun, Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan, pernyataan tersebut adalah dalih tak berdasar, untuk agresi mencolok yang bertujuan merebut wilayah.

Didukung Inggris

Pernyataan Shmygal soal biaya pemulihan Ukraina yang harus ditanggung oligarki Rusia, digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.

Dia setuju, Rusia harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh perang mengerikan. Saat ini, Kiev butuh bantuan untuk membangun kembali ekonominya yang hancur.

"Kami sedang mencari opsi untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan," kata Truss kepada Reuters di sela konferensi, Senin (4/7/2022).

"Kami juga memastikan, upaya pemulihan ekonomi Ukraina dengan memuluskan ekspor gandum keluar Odesa, serta mendukung kegiatan industri dan bisnis berjalan lancar," lanjutnya.

Upaya itu juga mencakup asuransi pengiriman dan persenjataan yang memadai, untuk melindungi pelabuhan-pelabuhan yang mengekspor biji-bijian.

Sementara itu, dalam Konferensi Pemulihan Ukraina, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, pihaknya akan membentuk platform pusat untuk mengoordinasikan upaya pembangunan kembali Ukraina. Serta membantu memperkuat status negara tersebut, sebagai calon anggota Uni Eropa, yang telah disetujui bulan lalu.

"Sejak awal perang, Uni Eropa telah memobilisasi sekitar 6,2 miliar euro (Rp96,93 triliun) dalam bentuk dukungan keuangan. Dan akan masih banyak lagi. Kami akan terlibat secara substansial, dalam rekonstruksi jangka menengah dan panjang," beber von der Leyen.

Platform tersebut, jelasnya, akan memetakan kebutuhan investasi dan menyalurkan sumber daya. Juga menyatukan negara-negara, sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional seperti Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, serta Bank Investasi Eropa.

Bank Investasi Eropa mengusulkan penggunaan struktur pendanaan dalam pandemi Covid-19, untuk membantu membangun kembali Ukraina.

Semua upaya rekonstruksi ini, mendapat apresiasi dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Membangun kembali Ukraina berarti memulihkan prinsip-prinsip kehidupan, memulihkan ruang kehidupan, serta memulihkan apa yang membuat manusia menjadi manusia," kata Zelensky melalui pesan video.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: