Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sabar, Jangan Baperan Apalagi Sumbu Pendek, Sikapi Setiap Informasi Secara Netral di Internet

Sabar, Jangan Baperan Apalagi Sumbu Pendek, Sikapi Setiap Informasi Secara Netral di Internet Kredit Foto: Unsplash/William Iven
Warta Ekonomi, Jakarta -

Etika bermedia digital diperlukan ketika mengakses setiap informasi di platform digital. Sehingga seseorang dapat menyeleksi dan menganalisis informasi secara netral. Dengan begitu, penyebaran hoax bisa diminimalisasi.

Hoax banyak tersebar sehingga menenggelamkan fakta yang ada. Informasi bohong ini dapat mengundang amarah, kebencian, atau rasa takut pengguna media digital. Selain kurangnya literasi, masyarakat rentan terhadap konfirmasi bias, sehingga cenderung mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya dan mengabaikan bukti yang menyatakan sebaliknya.

Baca Juga: Etika Dunia Digital, Salah Menegur di Internet Bisa Antarkan Diri Menuju Jeruji Besi!

“Bagaimana kita harus tetap netral, itu hanya satu, selalu berpikir kritis. Selalu mempertanyakan kebenarannya,” kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (1/7).

Kebenaran tidak ada yang mutlak. Artinya kebenaran menurut versi satu orang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Sehingga setiap orang juga harus memiliki keseimbangan pemikiran dan mengasah empati.

Empati, menurut Rovien, membantu seseorang melihat cara pandang orang yang mungkin berbeda. “Kalau tiga prinsip ini kita bawa ke media digital. Kita bisa menjadi orang yang netral, menyejukan, dan mengademkan suasana,” ujarnya

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Alasan Prabowo Subianto Jadi Anak Buah Jokowi Mengejutkan, Netizen: Bener Kata Almarhum Gus Dur...

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas masyarakat di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M. Kemudian Wakil Koordinator Mafindo Wilayah Jombang, Anik Nur Qomariyah, serta Public figure, Fanny Fabriana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: