Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Ngomong Bukan Orang Sembarangan, Soal Jokowi 'Melipir' ke Ukraina dan Rusia: Kok Langsung Loncat ke Internasional?

Yang Ngomong Bukan Orang Sembarangan, Soal Jokowi 'Melipir' ke Ukraina dan Rusia: Kok Langsung Loncat ke Internasional? Kredit Foto: Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menucri perhatian karena lawatannya yang menuju Ukraina dan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Langkah Jokowi ini disebut sebagai upaya diskusi perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang memanas beberapa bulan ke belakang ini. Meski demikian, kedatangan Jokowi ke negara yang sedang berkonflik tersebut tak sedikit dipertanykan.

Misalnya Mantan Menteri Perekonomian Dr Fuad Bawazier yang mengatakan pihaknya menyangkan bila kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia ternyata belum berdampak optimal. Ini terlihat masih punya banyak masalah dan tidak tampak dipersiapkan dengan baik.

"Hal itu misalnya, Pak Presiden Jokowi tidak ada pengalaman memediasi perselisihan lokal. Ini beda dengan Pak Jusuf Kalla yang memulai karier sebagai mediator dari tingkat lokal. Pak Presiden Jokowi kok kok langsung loncat medan mediasi internasional. Ini akibatnya tidak optimal. Saya jelas menyayangkan,'' kata Fuad Bawazier dalam percakapan di Jakarta, Senin malam, (4/7/2022).

Padahal lanjut Fuad, posisi Pak Jokowi sebagai Ketua Umum Presidensi G20 sangat strategis. Ini misalnya bisa membuat lobbi ke negara Eropa, Ukraina, dan Rusia menjadi efektif. Soal perdagangan, yakni gandum dan krisis bahan bakar di dalam negeri akibat melambungnya harga BBM bisa diperingan dampaknya.

Baca Juga: Heboh Soal Klaim Jokowi Sampaikan Pesan Zelensky ke Putin, Rocky Gerung Malah Bikin Pantun Menohok: Beli Kedondong Jangan Diborong… Cakep!

''Entah mengapa sepertinya pihak kemenlu tidak mempersiapkan segala perundingan itu dengan cermat. Kendala bahasa yang dipunyai Pak Jokowi seharusnya bisa di atasi. Apalagi aturan perundangan kita mengharuskan pemimpin negara menggunakan bahasa Indonesia dalam pertemuan internasional. Pak Harto dahulu juga begitu, yakni dalam pertemuan formal bicara empat mata selalu didampingi penerjemah. Kenapa ini tidak dilakukan?,'' tegasnya.

Baca Juga: Biar Pendukungnya Damai, Bagaimana Kalau Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Duet di Pilpres 2024? Analisis Refly Harun Tajam: Menurut Saya…

Selanjutnya, ujar Fuad, untuk mengatasi kendala tersebut sebelum ke Ukraina dan Rusia dilakukan semacam 'conditioning' dulu kepada Presiden Jokowi. Hal ini agar presiden tampak tidak canggung ketika bertemu dengan pemimpin dunia di forum internasional.

''Kenapa tidak melakukan conditioning dulu misalnya selaku Presidensi G20 atau mewakili ASEAN. Akibatnya, dengan pengalaman internasional dari Presiden Jokowi yang masih berbau kencur, maka diplomasi dia di Rusia, Ukraina, dan Eropa tentu saja hancur. Lain kali kami harap dipersiapkan dengan baik,'' kata Fuad Bawazier.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: