Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontribusi Sawit dalam Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, seperti Apa?

Kontribusi Sawit dalam Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, seperti Apa? Kredit Foto: ID Food
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seperti biasanya menjelang hari raya Idulfitri atau hari besar agama lainnya, kebutuhan daging sontak melonjak. Namun sayangnya, pasokan daging di Indonesia masih defisit sehingga harga terkadang ikut melonjak tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian berupaya dalam memenuhi pasokan daging segar domestik. Pada tahun 2022 ini, Ditjen PKH merencanakan target produksi daging bisa mencapai 4,59 juta ton dan untuk kebutuhan ekspor sebanyak 451,26 ribu ton.

Baca Juga: Harga Sawit Terus Anjlok, Kepala Daerah Surati Jokowi

Tentu saja guna memenuhi target tersebut, Ditjen PKH telah menetapkan kegiatan prioritas dan menerapkan tiga program prioritas Nasional dan Reguler Maksimal dengan pendekatan hulu sampai hilir, korporasi, kemitraan, dan sinergi kewenangan. Dari tiga Program Prioritas Nasional tersebut, salah satunya ialah pengembangan sapi dengan Pola Integrasi Sapi-Sawit.

Alasannya, luas perkebunan sawit saat ini mencapai 16,38 juta hektare di 26 provinsi, terdiri dari perkebunan rakyat, BUMN, dan perkebunan swasta. Terdapat potensi lahan seluas 3,28 juta hektare yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha sapi sejumlah 1,64 juta ekor sapi indukan.

Dirjen PKH, Kementerian Pertanian, Nasrullah, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Rabu (6/7/2022), menyampaikan bahwa sistem pemeliharaan sapi saat ini di Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat dengan pola usaha semi intensif dan intensif dengan rata-rata kepemilikan dua ekor per peternak.

Guna membudidayakan 1,46 juta ekor sapi tersebut, diperlukan lahan sekitar 5,84 juta hektare. Lahan tersebut digunakan untuk perkandangan dan budi daya hijauan pakan ternak. Saat ini masih sedikit lahan khusus bagi usaha peternakan sehingga sangat tergantung dari sumber pakan ternak yang ada di sekitar lokasi peternak dan dilepas di areal lahan kosong dengan kualitas pakan yang rendah.

Tidak itu saja, kendala utama penyediaan daging sapi di Indonesia adalah ketersediaan sapi bakalan, di mana usaha ini akan efisien jika dilakukan secara ekstensif dengan meminimalkan biaya pakan yang merupakan komponen terbesar dalam usaha ini, yaitu sebesar 58 persen (SOUT 2017).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: