Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Rusia Protes ke Jalan, Putin Didesak, Eks Pejabat Amerika: Tampaknya Ada Kerusuhan di Moskow

Rakyat Rusia Protes ke Jalan, Putin Didesak, Eks Pejabat Amerika: Tampaknya Ada Kerusuhan di Moskow Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Warta Ekonomi, Washington -

Rakyat Rusia turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi ke pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Penyebabnya, sanksi ekonomi yang diterapkan negara Barat ke Rusia mulai dirasakan oleh masyarakat.

Amerika Serikat menuduh Kremlin menutup-nutupi fakta terkait protes rakyat tersebut.

Baca Juga: Geger Video Propagandis Top Vladimir Putin Isap Buah Beri Sambil Menggoda

“Tampaknya ada kerusuhan di Moskow. Salah satu ekonom liberal terkemuka adalah rektor universitas di sana. Dia baru saja ditahan. Ini merupakan upaya bermotif politik,” ujar mantan asisten khusus Kepresidenan AS William Courtney seperti dikutip dari dikutip Express, Senin (4/7/2022).

Dia menyebut ada sebagian rakyat Rusia menghendaki Putin lengser dari jabatan Presiden.

Sebab, keputusannya menyerang Ukraina berdampak besar bagi kehidupan rakyat Rusia.

“Rakyat Rusia kesal dengan Kremlin yang dipimpin oleh mantan perwira KBG. Ekonomi di Rusia telah menderita dan akan lebih menderita lagi,” paparnya.

Setelah menerima sanksi ekonomi dan perdagangan Barat, ekonomi Rusia sendiri diprediksi mengalami kontraksi yang cukup dalam.

Institute of International Finance, kelompok perdagangan perbankan global, memprediksi ekonomi Rusia di 2022 akan melambat 15 persen. Sementara di 2023 akan menyusut 3 persen.

Courtney menambahkan ada kemungkinan pergantian pimpinan di Rusia. Terutama jika rakyat benar-benar muak dengan keadaan Putin.

“Perubahan rezim kemungkinan akan terjadi. Jika itu terjadi beberapa kombinasi faktor militer, frustrasi di Ukraina, dan faktor ekonomi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan politik,” urainya.

Diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Putin beralasan aksi militer ini diperlukan untuk melindungi masyarakat berbahasa Rusia di Ukraina yang mendapatkan persekusi dari kaum nasionalis Kyiv.

Selain itu, Putin juga berpandangan niatan Ukraina untuk bergabung ke NATO juga telah mengancam keamanan Rusia.

Pasalnya, NATO merupakan rival Moskow dan Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: