Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengertian Harga Pokok Penjualan dan Laba

Pengertian Harga Pokok Penjualan dan Laba Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga pokok penjualan dan laba tentu memiliki hubungan yang sangat erat. Sehingga kedua istilah ini menjadi hal yang biasa dalam sebuah laporan keuangan suatu perusahaan, tapi tidak semua orang tahu mengenai pengertian hingga rumusnya.

Apa itu Harga Pokok Penjualan atau HPP?

Baca Juga: Garap Potensi Bisnis Rp135 Miliar, DNR dan Martha Tilaar Group Lakukan Kerja Sama Strategis

HPP merupakan salah satu istilah yang banyak digunakan dalam bisnis, HPP merupakan kependekan dari Harga Pokok Penjualan atau dalam bahasa Inggris dikenal degan istilah COGS atau Cost of Goods Sold. Dalam ilmu akutansi dan keuangan, harga pokok penjualan terdapat dalam laporan laba rugi.

Sementara itu, HPP merupakan biaya bahan baku yang telah dikeluarkan untuk proses pembuatan suatu produk, ditambah dengan biaya tenaga kerja selama proses pembuatan, dan biaya yang dibayarkan hingga produk tersebut berada di gudang penyimpanan.

Sederhananya, harga pokok penjualan adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang sampai siap untuk dijual. HPP aktual dihitung berdasarkan nilai stok awal di gudang ditambah nilai pembelian untuk periode tersebut dikurangi stok akhir di gudang untuk periode tersebut.

Dengan kata lain, penghitungan rumus HPP dapat dilakukan jika data persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir tersedia.

Apa saja komponen penentu HPP?

Secara umum, berikut ini adalah tiga komponen yang menentukan PPH.

#Persediaan awal

Persediaan produk pada awal periode akuntansi. Jika Anda baru memulai bisnis, nilai inventaris awal adalah nol.

#Pembelian

Nilai dalam rupiah dari pembelian barang yang akan diolah atau dijual.

#Persediaan akhir

Baca Juga: Panutan Umat, Gak Masalah Dihina Eni Rohaeni, Tapi Habib Rizieq Bakal Murka Kalau Ini Dilakukan!

Total persediaan produk pada akhir periode akuntansi. Persediaan akhir akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya. Misalnya, jika persediaan akhir pada tahun 2021 adalah 111, persediaan awal pada tahun 2022 adalah 111.

Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rumus HPP yang bisa Anda gunakan adalah sebagai berikut.

Baca Juga: Genjot Dana Murah, BTN Bidik Transaksi Tabungan Bisnis Rp7 Triliun

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir

Saat menghitung HPP, akan jauh lebih mudah jika harga per unit produk jadi atau bahan baku yang dibeli untuk setiap jenis adalah sama dari waktu ke waktu. Namun, sebenarnya tidak selalu semudah itu.

Misalnya, di industri elektronik, harga kulkas yang dibeli pada 1 Desember 2021 adalah Rp 4.000.000.

Namun, harga kulkas seperti itu pada 15 Desember 2021 bisa naik menjadi Rs 4.300.000. Hal yang sama dapat berlaku untuk pembelian bahan baku untuk produk. Harga beli yang berbeda akan mempengaruhi nilai HPP serta nilai persediaan dari waktu ke waktu.

Contoh cara menghitung harga pokok penjualan

Untuk memahami cara menggunakan rumus HPP yang dijelaskan di atas, perhatikan contoh cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) berikut ini.

Misalnya, pada tanggal 1 Desember 2021, persediaan awal perusahaan Perusahaan A adalah $15,000. Sementara itu, ada pembelian Rs 43.000.000 dengan biaya pembelian Rs 1.000.000.

Selanjutnya terdapat retur pembelian sebesar Rp 2.000.000 dan potongan pembelian sebesar Rp 1.500.000. Diketahui juga bahwa persediaan barang dagangan akhir adalah $20.000. Berdasarkan data tersebut, berapa nilai COGS perusahaan untuk periode yang ditunjukkan?

Baca Juga: Usai Fitnah Habib Rizieq Soal Upeti Holywings, Begini Nasib Eni Rohaeni Sekarang

Untuk mendapatkan nilai HPP, kamu harus mengetahui nilai pembelian bersih perusahaan terlebih dahulu

Cara menghitung nilai pembelian bersih

Informasi berikut dapat diperoleh dari data keuangan di atas:

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Rakyat Bisa Bahagia! Kementan Pastikan Pasokan Aman, Harga Cabai Turun Seketika!

Persediaan barang dagangan awal $ 15.000
Beli Rp 43.000.000
Pembelian barang Rp 1.000.000
Penebusan Pembelian Rp 2.000.000
Diskon pembelian Rp 1.500.000

Pembelian bersih = Pembelian + Pembelian Barang - (Pengembalian pembelian + diskon pembelian)

Pembelian bersih = Rp43.000.000 + Rp1.000.000 - (Rp2.000.000 + Rp1.500.000) = Rp 40.500.000

Cara menghitung harga pokok penjualan (HPP)

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
HPP = Rp15.000.000 + Rp40.500.000 - Rp20.000.000
HPP = Rp 35.500.000

2. Definisi Laba

Laba adalah pendapatan bersih atau imbalan dari kegiatan perusahaan, dari proses manufaktur hingga pemasaran, yang telah dikurangi dengan biaya kegiatan operasi perusahaan. Kelebihan pendapatan ini juga dicatat dalam laporan laba rugi.

Laporan adalah laporan keuangan suatu perusahaan tertentu yang memuat data pendapatan dan pengeluaran perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang dibuat oleh bagian keuangan.

1. Menurut IAI

IAI adalah kependekan dari Ikatan Akuntan Indonesia. Organisasi ini mendefinisikan laba bersih sebagai tolok ukur untuk ukuran lain, seperti laba per saham dan laba atas investasi.

2. Charles Thomas Horngren

Menurut Horngren, laba adalah pendapatan daripada jumlah total pendapatan relatif terhadap rasio total pengeluaran. Ini juga dikenal sebagai laba bersih.

3. Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen

Baca Juga: Depan Refly Harun, Murid Habib Rizieq Blak-blakan Soal Gurunya: Jangan Fanatik Buta, Tegur Beliau...

Selain itu, seperti yang dijelaskan Hansen dan Mowen, laba merupakan hasil dari kegiatan operasi perusahaan yang telah dikurangi dengan total biaya bunga, pajak, biaya penelitian dan pengembangan. Laba bersih disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.

Jenis laba akuntansi

Ada 4 jenis laba atau pendapatan dalam akuntansi. Nah, jika ingin tahu apa saja itu, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: Bank KB Bukopin Makin Terdepan, Jalin Kerja Sama dengan KB Valbury Sekuritas

1. Laba kotor atas penjualan

Jenis pendapatan pertama adalah laba kotor atas penjualan, yang merupakan selisih antara harga pokok penjualan dan penjualan bersih. Pendapatan kotor ini tidak dikurangkan dari total biaya operasional perusahaan selama periode tertentu.

2. Laba operasi

Jenis selanjutnya adalah pendapatan operasional bersih, yaitu pengurangan pendapatan penjualan kotor dengan seluruh biaya produksi, biaya administrasi, biaya penjualan, dan biaya operasional lainnya.

3. Laba sebelum pajak

Lalu ada jenis laba bersih sebelum pajak. Ini juga dikenal sebagai laba sebelum pajak (EBIT), yang merupakan total pendapatan perusahaan sebelum dikenakan pengurangan pajak perusahaan.

4. Laba setelah pajak

Baca Juga: Pakai Bawa Holywings, Ternyata Begini Sifat Oknum Guru Penghina Habib Rizieq, Motifnya Gak Disangka!

Jika sebelumnya ada satu jenis pendapatan sebelum pajak bersih, jenis berikutnya adalah pendapatan setelah pajak bersih. Jenis ini dapat diperoleh dari laba kotor setelah pajak, bunga dan biaya operasional perusahaan.

Jenis Laba Berdasarkan Sifatnya

Selain 4 jenis manfaat yang telah dijelaskan di atas, masih ada jenis lain yang dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Diantaranya:

Baca Juga: Temuan PPATK Nggak Main-main Terhadap "Bisnis" Aksi Cepat Tanggap, Presiden ACT Belum Mau Komentar Banyak

1. Pendapatan psikis (psychic income)

Kamu dapat memperoleh jenis pendapatan bersih ini ketika produk atau layanan perusahaan mengalami kepuasan pelanggan yang lebih besar.
Memang hal ini sulit diukur karena kepuasan manusia sangat bergantung pada kemakmuran dan kesuksesan sosial. Jadi walaupun laba bersihnya sama, bukan berarti kepuasan setiap orang sama.

2. Laba Riil (pendapatan riil)

Jenis berikutnya adalah manfaat riil, yang berarti terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi.

3.Laba Uang (pendapatan moneter)

Selain 2 jenis penghasilan di atas, ada lagi jenis penghasilan lainnya, yaitu penghasilan moneter. Tipologi ini adalah terjadinya peningkatan jumlah uang selama suatu periode tanpa mempertimbangkan faktor daya beli dan hanya berfokus pada pengukuran akuntansi laba bersih.

Baca Juga: Orang Niatnya Nyumbang, Eh Malah Dipakai Bisnis sama ACT

Kamu harus tahu bahwa laba bersih akuntansi terkait dengan pendapatan moneter, sedangkan laba bersih ekonomi terkait dengan pendapatan aktual.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: