Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Shinzo Abe Tewas, Keamanan Disebut Cacat, Polisi Jepang Blak-blakan Kuak Hal Ini

Shinzo Abe Tewas, Keamanan Disebut Cacat, Polisi Jepang Blak-blakan Kuak Hal Ini Kredit Foto: Reuters/Jorge Silva
Warta Ekonomi, Tokyo -

Kematian mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mengungkap adanya kecacatan dalam hal keamanan.

Pada Jumat (8/7/2022) pagi waktu setempat, Abe telah ditembak mati di Kota Nata. Pelaku berdiri bebas di kerumunan, melancarkan serangan dari belakang. Pembunuhan itu telah mengirim gelombang kejutan, tak hanya bagi warga Jepang, tetapi juga komunitas internasional.

Baca Juga: Shinzo Abe Ditembak Mati Gegara Ulah China?

Jepang dikenal sebagai negara dengan kontrol undang-undang senjata yang ketat, dengan tahun lalu, hanya satu orang tewas dan empat terluka dalam 10 penembakan di negara itu.

"Tidak dapat disangkal bahwa ada masalah dalam keamanan. Hal yang mendesak adalah kami harus melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengklarifikasi apa yang terjadi," kata kepala polisi Nara Tomoaki Onizuka.

Saat memberi pernyataan itu,  Onizuka tidak merinci di mana dia melihat kegagalan keamanan saat penembakan Abe. Ia hampir menangis saat memberi keterangan kepada wartawan, mengaku merasakan tanggung jawab yang berat sebagai kepala polisi.

"Sebagai kepala polisi daerah yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan wilayah ini, saya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan membangun struktur untuk keamanan dan penjagaan.

"Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi polisi pada tahun 1995, dalam karier saya yang membentang lebih dari 27 tahun tersebut, tidak ada penyesalan yang lebih besar dari ini," kata Onizuka merujuk pada kematian Abe dengan suara bergetar karena emosi, menurut NDTV.

Abe meregang nyawa usai ditembak saat berpidato dalam kampanye pemilihan politik untuk majelis tinggi pada Minggu (10/7/2022) ini. Menurut BBC, pemilihan pada hari ini berjalan sesuai dengan rencana, dengan pemungutan suara dimulai pukul 07.00 waktu setempat, dua hari setelah pembunuhan Abe.

Analis menyarankan bahwa pembunuhan Abe dapat meningkatkan dukungan untuk Partai Demokrat Liberal (LDP) yang memerintah, di mana Abe adalah tokoh terkemuka dan sangat berpengaruh di partai tersebut.

Pemilihan untuk majelis tinggi parlemen Jepang cenderung kurang kuat, dan biasanya dilihat sebagai referendum pada pemerintahan saat ini. Namun, kemenangan besar bagi LDP disebut akan memperkuat kemampuan PM Jepang terbaru untuk mendorong kebijakan utamanya.

Ini termasuk langkah untuk menetapkan anggaran pertahanan dengan nilai mencapai dua kali lipat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: