Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belajar Internet Cukup Hingga Mahir Digital, Jangan Sampai Kecanduan!

Belajar Internet Cukup Hingga Mahir Digital, Jangan Sampai Kecanduan! Metaverse | Kredit Foto: Unsplash/Vinicius "amnx" Amano
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas. Di sisi lain, pemakaian media digital berlebihan, khususnya pada anak, bisa mengakibatkan kecanduan digital.

Sekarang ini anak-anak pintar berselancar di media digital. Sehingga banyak orangtua menganggap anaknya kecanduan. Padahal belum tentu sang anak mengalami kecanduan, tapi hanya gemar menggunakan media digital.

Baca Juga: Pahami Etika Berkomunikasi di Ruang Digital

“Perlu dicek juga apakah anak ini benar kecanduan atau tidak. Dikatakan kecanduan itu kalau sudah melupakan hal-hal lain, misal lupa makan, mandi, dan ibadah. Tapi kalau beda frekuensi dan waktu pemanfaatan dengan orangtua, itu bukan berarti kecanduan,” kata Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat, Wily Ariwiguna saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/7).

Setiap orang memiliki peran dalam bermedia digital, bisa menjadi pengguna, penyebar, dan penyimpan informasi. Bagi orangtua, ada satu peran tambahan, yakni menjadi pendamping anak-anak.

Orangtua dapat mendampingi anaknya agar asyik bermedia digital tanpa kecanduan. Membuat kesepakatan aturan pemakaian gawai misalnya, sehingga anak tahu kapan harus melakukan hal-hal lain tanpa gawai. Orangtua harus mengetahui waktu yang optimal untuk berinteraksi dengan anak.

Wily mengingatkan orangtua juga merupakan role model untuk anak-anak. “Orangtua adalah monster di dalam dunia digital. Mereka menghendaki anak disiplin dan tidak kecanduan, tapi orangtuanya sendiri menjadi role model kecanduan,” ujarnya.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat, Wily Ariwiguna, serta ektur Sigma Computer & Cellular, Mochamad Ismanu Roziqi,S.Pd.,M.Kom.

Baca Juga: Ragu Anies Baswedan Bakal Lepas Saham Perusahaan Bir, Formula E dan JIS Bisa Jalan Karenanya

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: