Hasto memaparkan, pada perayaan Harganas 2022 lalu, Presiden Jokowi sempat bertanya kepada audience mengenai jumlah anak yang dimiliki. Sebagian menjawab, kata Hasto, anaknya dua atau tiga.
"Sebetulnya rata-rata 2,1 Jadi kalau ada yang tetangganya tidak punya anak kita punya anak terus tetangga sebelahnya boleh punya anak tiga nanti rata-ratanya, ya, insyaallah dua. Tetap antara dua-tiga, tapi rata-rata tetap, total fertility rate 2,1," jelasnya.
Baca Juga: 200.000 Tim Pendamping Keluarga Siap Layani Masyarakat, BKKBN: Demi Keluarga Berkualitas
Ketika sudah bergeser menjadi Kampung Keluarga Berkualitas, kata Hasto, maka orientasinya menjadi dua. Pertama, untuk individu, yaitu kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan sejahtera.
Sementara untuk keluarga, lanjut Hasto, orientasinya adalah keluarga yang tentram, mandiri, dan bahagia sesuai dengan indeks pembangunan keluarga yang sudah ditetapkan yaitu tiga komponen; tentram, Mandiri dan bahagia.
"Ketentraman di dalamnya termasuk harapannya, di dalam keluarga semua jelas. Jadi tidak ada warga yang keluarganya yang tidak jelas, tidak ada surat nikahnya, dan tidak ada keluarga yang perkawinannya juga hanya di bawah tangan dan seterusnya," jelas Hasto.
Baca Juga: Kelompok UPPKA Harap Bersiap, BKKBN Anak Berikan NIB di Puncak Hari Keluarga Nasional
Sementara itu, Hasto mengatakan, ketika bergeser orientasinya menjadi kualitas, maka kampung keluarga berkualitas tidak lagi dimulai dari daerah yang terisolasi dan verifier. Tetapi, kata Hasto, semua desa di dalam Inpres ini diharapkan mampu menjadi Kampung Keluarga Berkualitas.
"Sehingga grade dari strata dari kampung keluarga berkualitas ini semua desa akan menuju strata yang tertinggi yaitu Kampung keluarga berkualitas yang berkelanjutan. Oleh karena itu semua desa menjadi wajib untuk menuju Kampung keluarga berkualitas," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas