Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertempat di Rival Amerika, Putin Lakukan Perjalanan Luar Negeri Langka buat Temui Erdogan dan Raisi

Bertempat di Rival Amerika, Putin Lakukan Perjalanan Luar Negeri Langka buat Temui Erdogan dan Raisi Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Vladimir Astapkovich
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan perjalanan luar negeri yang langka pada hari Selasa (19/7/2022) untuk menghadiri pertemuan puncak di Iran dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Ebrahim Raisi, lapor Axios.

Dengan Suriah, Ukraina dan minyak dalam agenda, ketiga pemimpin memiliki sesuatu untuk diperoleh dari KTT. Jadi, berpotensi, apakah dunia, karena Putin dan Erdogan akan membahas kesepakatan untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari Ukraina yang dilaporkan hampir selesai tetapi belum mendapat dukungan eksplisit dari Putin.

Baca Juga: Dikuliti Habis Purnawirawan Militer: 7 Bulan dari Sekarang, Militer Putin Pasti Tumbang karena...

Putin, Erdogan dan Raisi akan membahas masa depan Suriah sebagai bagian dari format Astana, yang mengecualikan pemain kunci lainnya yaitu AS. Setiap pasangan pemimpin juga akan bertemu secara bilateral.

Erdogan, yang berada di sisi berlawanan dari perang saudara Suriah seperti Rusia dan Iran, mengumumkan pada 1 Juni sebuah serangan yang direncanakan untuk menargetkan "teroris" Kurdi dan memperkuat zona penyangga di dalam Suriah, di mana ia berharap untuk mendeportasi pengungsi Suriah. Dia sebelumnya meluncurkan serangan lintas batas besar pada 2019.

Iran, Rusia, dan AS semuanya mendesak Erdogan untuk mundur.

Erdogan telah mengoordinasikan langkah sebelumnya ke Suriah dalam pertemuan puncak dengan Putin, tetapi kali ini presiden Rusia "melemparnya ke depan Raisi" juga, kata Soner Cagaptay, seorang rekan di Institut Washington dan penulis tiga buku tentang Erdogan.

Masih belum jelas apakah atau di mana Turki akan bergerak, dan menyerang lokasi yang berbeda di sepanjang perbatasan akan membuat marah pemain asing yang berbeda, catat Cagaptay.

Iran dan Rusia sama-sama mendukung diktator Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara, dan mereka memiliki pengaruh yang signifikan di dalam negeri.

Rusia telah mempertahankan operasinya di Suriah sejak invasi ke Ukraina dan baru-baru ini memveto resolusi PBB untuk memperpanjang koridor bantuan ke daerah kantong terakhir yang dikuasai pemberontak di sana selama satu tahun (diperpanjang enam bulan minggu lalu).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: