Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Brigadir J Satu-satunya di Dunia: Polisi Tembak Polisi, di Rumah Polisi, Ditangkap Polisi, yang Mati CCTV

Kasus Brigadir J Satu-satunya di Dunia: Polisi Tembak Polisi, di Rumah Polisi, Ditangkap Polisi, yang Mati CCTV Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Buntut makin panasnya pembicaraan mengenai kasus meninggalnya Brigadir J alias Nopryansyah Yosua Hutabarat, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Muda (Purn.) Soleman B Ponto sampai ikut mengomentari. Bahkan, dia menyebut kasus itu kemungkinan sebagai satu-satunya di dunia.

"Kasus ini menjadi menarik perhatian karena mungkin satu-satunya di dunia sampai saat ini ya. Di mana polisi menembak polisi, di rumah polisi, ditangkap oleh polisi, ditahan oleh polisi, (tapi) yang mati CCTV," sambungnya.

Baca Juga: Dugaan Kasus Brigadir J Direkayasa, Pakar Hukum Tata Negara Bilang Begini

Penjelasan itu disampaikan Soleman lewat wawancara virtualnya yang ditayangkan di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD), dikutip Rabu (20/7/2022).

Pernyataan ini sontak mengingatkan publik dengan banyaknya anekdot serupa yang berkembang di media sosial, merujuk pada pernyataan pihak kepolisian soal kamera pengawas rumah Ferdy Sambo yang sudah dua pekan belakangan mati.

Soleman kemudian mempertanyakan mengapa petinggi kepolisian sampai terlibat untuk membantu menyelesaikan kasus yang ada. Ia lantas membandingkan dengan peristiwa serupa yang terjadi di Makassar, bahkan malah melibatkan dua institusi, tetapi bisa diselesaikan dengan baik di tingkat bawah.

"Ah ini hanya pembunuhan saja kok. Seorang Saudara E membunuh Saudara J, saya mencoba tidak menggunakan pangkat karena di muka hukum sama," kata Soleman, "Nah, tapi menjadi menarik perhatian, ini Saudara E membunuh J, kok tiba-tiba Kapolri langsung masuk."

"Padahal ada kasus sebelumnya di Makassar, itu seorang sersan polisi menembak juga sersan angkatan darat, ini antar angkatan. Itu tidak sampai ke atas, diselesaikan di bawah dengan baik. Tetapi kalau ini kenapa kok naik ke atas?" lanjut Soleman.

Hal inilah yang memicu pertanyaan besar di benak Soleman dan mungkin oleh publik pada umumnya. Karena itu pula, Soleman sempat menyebut sudah waktunya penyelidikan suatu kasus tidak hanya dilakukan lewat satu pintu atau dari pihak kepolisian saja.

"Kalau TGPF ini sudah bisa jadi cikal bakal yang namanya detektif swasta, sebagai penyeimbang. Sebaiknya yang mulai dari penyelidikan tidak hanya satu pintu," ungkap Soleman.

Polisi Akan Buka Hasil Autopsi Jasad Brigadir J

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, menyatakan bahwa kepolisian akan mengungkap hasil autopsi atas kematian Brigadir J alias Nopryansyah Yosua Hutabarat kepada pihak keluarga.

Dedi menyebut bahwa hasil autopsi ini akan dipaparkan langsung oleh tim kedokteran forensik sebagai bentuk transparansi Polri dalam menangani kasus sekaligus untuk menjawab spekulasi yang muncul terhadap luka-luka di tubuh jenazah Brigadir J.

Baca Juga: Yang Terpenting dari Kasus Brigadir J Bukan Pencopotan Sementara Ferdy Sambo, Orang Dekat Habib Rizieq: Bukan Itu Poinnya!

"Pihak keluarga akan diterima oleh penyidik dan tentunya didampingi oleh pihak pengacaranya. Nanti penyidik dalam hal ini akan menyampaikan kepada kedokteran forensik untuk menyampaikan kepada pihak keluarga dan kawan-kawannya tentang hasil autopsi yang sudah dilakukan," terang Dedi di Mabes Polri, Selasa (19/7/2022) malam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: