Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang Duduki Peringkat Pertama Negara dengan Utang Tertinggi di Dunia

Jepang Duduki Peringkat Pertama Negara dengan Utang Tertinggi di Dunia Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon

Jepang melaporkan pertumbuhan PDB negatif dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2011 dan 2014. Namun, diperkirakan produk domestik bruto di Jepang akan terus berkembang selama dekade berikutnya. Salah satu indikatornya adalah tingkat inflasi Jepang: Terlepas dari kemerosotan ekonomi yang disebutkan di atas, Jepang telah berhasil mempertahankan salah satu tingkat inflasi terendah di dunia, dan juga mengurangi tingkat penganggurannya. 

Sementara itu, baru-baru ini, Jepang melaporkan defisit perdagangan, yang berarti nilai impornya melebihi nilai ekspornya. Sebagian besar impor ini berasal dari China dan Amerika Serikat. Defisit perdagangan menjadi salah satu penyebab meningkatnya utang nasional. Diperkirakan utang negara terhadap PDB akan terus meningkat hingga tahun 2020.

Meskipun demikian, terlepas dari jumlah utang nasional yang luar biasa, Jepang belum mengalami krisis utang negara. Hal ini terutama karena JGB diterbitkan dalam yen oleh bank sentral, BoJ, dan sebagian besar utang dipegang oleh investor domestik.

Lebih dari 92 persen dari obligasi nasional yang beredar dimiliki oleh BoJ dan investor nasional pada tahun 2020. Oleh karena itu, Jepang menyesuaikan bunga pada tingkat yang relatif rendah dan mengurangi risiko gagal bayar dibandingkan dengan negara-negara yang utangnya terutama dipegang oleh investor asing.

Selain itu, Jepang memiliki sejumlah besar aset keuangan dan non-keuangan. Pada tahun 2020, kekayaan bersih Jepang hampir 3,7 kuadriliun yen, mewakili peningkatan lima tahun berturut-turut.

Jepang juga memiliki jumlah aset eksternal bersih tertinggi, peringkat pertama di dunia selama tiga dekade terakhir.

Dengan demikian, Jepang memiliki kekayaan nasional yang cukup untuk menahan krisis keuangan. Namun demikian, dengan populasi yang semakin menurun dan menua serta dampak yang berkepanjangan dari pandemi COVID-19, pengelolaan utang akan tetap menjadi masalah utama bagi pemerintah dan perekonomian Jepang.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: