Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Peningkatan Perdagangan-Investasi, Transisi Energi dan Proyek Berkelanjutan, B20 Roadshow ke Jepang

Dorong Peningkatan Perdagangan-Investasi, Transisi Energi dan Proyek Berkelanjutan, B20 Roadshow ke Jepang Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Delegasi B20 Indonesia kembali mengadakan roadshow ke negara-negara G20. Setelah sebelumnya melakukan roadshow dalam rangka sosialisasi Presidensi B20-G20 Indonesia di Eropa, Amerika Serikat, Kanada dan Singapura, kali ini delegasi berkunjung ke Jepang. 

Delegasi B20 menggelar dua pertemuan penting, yaitu bersama Forum Bisnis Indonesia-Jepang serta Japan External Trade Organization (JETRO) yang membahas kemitraan ekonomi dan perdagangan serta menguatkan hubungan bilateral antara kedua negara. JETRO adalah institusi yang memegang peranan penting dalam mendorong kerjasama perdagangan dan investasi Jepang dengan berbagai negara. 

Forum bisnis yang diselenggarakan oleh KADIN Indonesia selaku penyelenggara B20 Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM Indonesia, Kementerian Perindustrian Indonesia, KBRI Tokyo dan JETRO juga dihadiri petinggi negara dan bisnis dari dua negara. Diantaranya CEO JETRO Nobuhiko Sasaki, Menko Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Menko Maritim-Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan Deputi Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Kenichi Hosoda. 

Agenda penting lainnya dalam lawatan ini adalah pertemuan khusus yang membahas agenda B20 Indonesia, untuk mengawal rekomendasi kebijakan B20 Indonesia yang akan didorong pada Presidensi G20 Indonesia.

Baca Juga: B20-G20 Indonesia Bakal Fokus Percepat Inklusi dan Transformasi Digital

Pertemuan delegasi KADIN bersama KEIDANREN (Japan Business Federation) adalah penting bagi kerjasama bilateral kedua negara, mengingat posisi KEDAINREN sebagai organisasi ekonomi yang memiliki anggota lebih dari 1400 perusahaan Jepang, serta mewakili 108 asosiasi industri dan 47 prefectures.

KEDAINREN fokus pada upaya peningkatan pembangunan berkelanjutan melalui kerjasama dengan pelaku usaha berbagai negara. Pertemuan menitikberatkan pembahasan keselarasan rekomendasi kebijakan yang telah dirumuskan Task Force dan Action Council B20 Indonesia terutama untuk topik-topik prioritas yang juga menjadi legacy B20 Jepang tahun 2016 lalu seperti digitalisasi, perdagangan dan investasi, transisi energi, proyek berlanjutan dan perubahan iklim. 

Dalam kesempatan di forum bersama JETRO, Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan forum B20 Indonesia dapat mendukung agenda prioritas kedua negara untuk mendorong transformasi ekonomi global yang lebih tangguh melalui forum B20 Indonesia. 

Menurut Shinta, Jepang selama ini sangat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi indonesia, khususnya dalam pertumbuhan infrastruktur energi di Indonesia. Seperti pembangunan fasilitas tenaga listrik 11,000MW yang berkontribusi terhadap 20 persen dari kebutuhan listrik nasional Indonesia. Selain itu kerjasama Indonesia - Jepang bermanfaat dalam mengakselerasi pengembangan bersama teknologi yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan di Indonesia untuk mempercepat pencapaian proses transisi energi Indonesia. 

“Dalam kesempatan ini, kami menawarkan kesempatan kepada para pelaku bisnis Jepang, khususnya yang difasilitasi oleh JETRO, untuk berkolaborasi dan hadir dalam B20 Indonesia Summit yang akan diselenggarakan November 2022, di Bali. Kami optimis Jepang memiliki posisi strategis untuk mendukung tema B20, yakni Embracing Collaborative Recovery and Growth, Boosting an Innovative Global Economy dan Forging an Inclusive and Sustainable Future,” ujar Shinta. 

Terkait isu transisi energi dan perubahan iklim, Shinta menganggap terdapat dua legacy B20 Indonesia yang berpotensi besar untuk dilakukan kerjasama investasi. Pertama, The Carbon Center of Excellence yang menjadi hub untuk perdagangan karbon melalui pusat pengetahuan serta sharing best practices. Kedua, B20 Wiki, platform yang bertujuan untuk meningkatkan UMKM agar mampu melakukan penetrasi ke rantai pasokan global dan memungkinkan peningkatan kapasitas UMKM untuk masuk ke pasar global. 

Shinta memaparkan hasil rekomendasi yang telah disusun B20 Indonesia, menitikberatkan policy recommendation dari tiga Task Force yang erat kaitannya dengan legacy yang telah dihasilkan B20 Jepang. Yakni Trade and Investment Task Force, Energy, Sustainability, and Climate Task Force dan Digitalization Task Force. 

Baca Juga: B20 Indonesia Perkuat Peran Komunitas Masyarakat dalam Perdagangan Kredit Karbon

“Perdagangan dan investasi hanya dapat pulih sepenuhnya jika kita mendorong upaya pemulihan dan pertumbuhan secara kolaboratif. Sustainability menjadi isu penting yang didorong melalui B20 Indonesia. Salah satunya melalui Energy, Sustainability, and Climate Task Force yang kami yakin mampu mendorong peningkatan kerja sama global dalam mempercepat transisi energi dan memastikan penerapan transisi energi yang adil (just), teratur (orderly) dan terjangkau (affordable) antara negara berkembang dan maju,” tambah Shinta. 

Jepang diyakini akan mampu mendorong percepatan pencapaian transisi energi di Indonesia melalui kerjasama bilateral yang berkontribusi pada sektor energi, dukungan pengembangan kebijakan, pengembangan sumber daya manusia hingga transfer knowledge terkait transisi energi dan teknologi yang digunakan. 

Sementara itu, terkait Trade and Investment Task Force antara lain merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan untuk mendorong perdagangan global yang terbuka, adil dan efisien, serta tata kelola investasi multilateral, termasuk reformasi dari WTO. Sedangkan rekomendasi kebijakan Digitalization Task Force adalah terkait pengembangan infrastruktur yang memadai, mendorong keamanan transaksi, serta dan mendorong kesiapan UMKM terkait digital literacy and skill, serta mempromosikan standar cyber security berbasis risiko. 

Jepang merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting bagi Indonesia. Hubungan ekonomi kedua negara sudah berlangsung selama puluhan tahun. Tahun depan, kedua negara akan merayakan 65 tahun hubungan diplomatik mereka. Data tahun 2020, nilai investasi Jepang di Indonesia berada di posisi 4 dengan nilai investasi US$ 6 miliar dan diprediksi akan terus meningkat tiap tahunnya. 

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan forum bisnis kedua negara ini merupakan rangkaian dari B20 Indonesia yang diinisiasi oleh KADIN Indonesia sekaligus menjadi bentuk komitmen dunia usaha tanah air untuk terus mendukung program pemerintah. Terutama yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi di masa depan yang lebih tangguh, inklusif dan inovatif. 

“KADIN Indonesia ingin memperkuat hubungan bisnis serta peluang kemitraan ekonomi dengan komunitas bisnis Jepang. Indonesia dengan mayoritas penduduk berusia produktif, memiliki skill dan kemampuan untuk membantu memenuhi kekurangan tenaga kerja di Jepang dalam berbagai sektor usaha. Reformasi kebijakan yang telah dilakukan Indonesia salah satunya melalui Omnibus Law, membuat Indonesia sangat ramah untuk investasi dan kami ingin Jepang dapat berkolaborasi dengan Indonesia untuk peluang kerjasama terkait digitalisasi dan transisi energi,” ujar Arsjad. 

Baca Juga: KADIN Kunjungi Kanada Tingkatkan Kerja Sama Investasi Hubungan Bilateral

Arsjad menambahkan, KADIN Indonesia dan KEIDANREN memiliki hubungan yang sudah lama terjalin dalam membangun dan menghubungkan bisnis kedua negara, terutama terkait hubungan bilateral Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) sejak tahun 2018 dan akan diperbaharui saat KTT G20.

Sejalan dengan itu, Arsjad mengutarakan perlunya dibentuk sebuah working group untuk menjembatani kedua negara, khususnya dalam mengidentifikasi sektor-sektor mana yang dapat digali lebih dalam melalui hubungan kerja sama Indonesia dan Jepang. 

“Kerja sama lainnya juga akan diperkuat terkait dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang diharapkan dapat selesai pada Agustus 2022. Ini menandai komitmen kita terhadap prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Lebih penting lagi, hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi di kawasan ASEAN,” kata Arsjad. 

Arsjad berharap, pertemuan dengan KEIDANREN ini bisa mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi kedua negara, terutama terkait 3 sektor strategis, yakni infrastruktur digital, transisi energi dan ekosistem kendaraan listrik.

KADIN, lanjut Arsjad, siap memfasilitasi dan membantu investasi di pasar Indonesia yang terus berkembang untuk memastikan menjadi kemitraan yang saling menguntungkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: