Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

B20 Indonesia Perkuat Peran Komunitas Masyarakat dalam Perdagangan Kredit Karbon

B20 Indonesia Perkuat Peran Komunitas Masyarakat dalam Perdagangan Kredit Karbon Kredit Foto: ICDX
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mempertahankan hutan yang utuh adalah cara yang paling cepat dan hemat biaya untuk mempertahankan manfaat hutan, termasuk bentuk penyimpanan karbon yang paling tangguh.

Pada data Kementerian PPN/Bappenas, secara global, investasi sebesar 4,5 miliar dolar AS per tahun dalam restorasi diproyeksikan akan menciptakan hingga 150.000 lapangan kerja baru dan manfaat ekonomi sebesar 6-12 miliar dolar AS per tahun.

Dalam skema perhutanan sosial, masyarakat adat tidak hanya dilihat sebatas penerima manfaat kebijakan. Jika didampingi dengan baik, masyarakat dapat mengelola hutan dan menjaga hutan tetap lestari sekaligus mengurangi emisi.

Baca Juga: Sektor FOLU Diproyeksikan Berkontribusi Hampir 60% dari Total Target Penurunan Emisi GRK

Hal ini diungkapkan oleh Program Koordinator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Emmy Primadona dalam dalam diskusi hybrid yang diselenggarakan B20 Trade and Investment Task Force berkolaborasi dengan ICDX (Bursa Berjangka dan Komoditi Derivatif Indonesia) mengenai “Reviving Local Community Through Decarbonization Projects in Indonesia,” Jumat (24/6/2022) lalu.

Emmy mengatakan, keterlibatan masyarakat menjadi penting terutama dalam komitmen skema perhutanan sosial yang terbukti berkontribusi tinggi dalam mereduksi emisi karbon. Perhutanan sosial yang dilakukan sejak 2013 ini juga sudah memiliki sertifikasi dari Plan Vivo, salah satu organisasi pengusul kredit karbon.

Pada awal 2018 tercatat total penjualan karbon mencapai 6.000 ton. Hasil penjualan kredit karbon ini diputar kembali kepada masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas, beasiswa pendidikan, insentif perekonomian, patroli, serta pengayaan hutan.

Hal senada juga dikatakan Sakariyas, Bupati Katingan Kalimantan Tengah dan Riza Suarga, Ketua Umum IDCTA yang mengatakan proyek penyerapan emisi karbon melalui sektor Forestry and Other Land Uses (FOLU) memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar hutan sekaligus memiliki nilai ekonomi yang besar bagi perekonomian negara melalui Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang dihasilkan.

Proyek-proyek penyerapan emisi karbon sektor FOLU, kata Riza, telah terbukti memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat sekitar hutan. Lebih dari sekadar CSR, namun para pelaku perdagangan kredit karbon yang menjadi anggota kami telah menghadirkan community development bagi masyarakat lokal sekitar proyek. Mulai dari peningkatan kualitas pendidikan melalui pemberian beasiswa maupun perbaikan sarana prasarana sekolah, pelibatan dokter-dokter muda, empowering local economy, dan integrated waste management adalah kegiatan konkrit yang secara terus-menerus dilakukan dan diperluas.

"Kegiatan-kegiatan ini bahkan menjadi kriteria penetapan kualitas impact investment carbon projects dalam skema Climate, Community and Biodiversity,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: