- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
DLH DKI Jakarta Bantah Kematian Sejumlah Ikan Sapu-sapu Karena Limbah Kurban, Simak!
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyoroti fenomena matinya sejumlah ikan sapu-sapu di Sungai Kalibaru Timur mengalami kematian mendadak pada 11 Juli 2022 lalu.
Berdasarkan hasil analisa sampel air sungai Kalibaru Timur, Asep memaparkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai yang cukup tajam di hari kejadian tersebut jika dibandingkan dengan data hasil pemantauan rutin serta baku mutu.
Baca Juga: Ya Allah, Sumpah Ahok Kembali Terbukti, "Satu Persatu Dipermalukan"
Asep memaparkan, pihaknya melakukan pemantauan kualitas air dengan rutin setiap tahunnya. Dia memaparkan bahwa terdapat empat periode pemantauan yang meliputi musim hujan, kemarau, dan peralihan antarmusim di 120 titik pemantauan di DKI Jakarta.
Asep mengungkapkan terdapat beberapa parameter kualitas air yang ditemukan peningkatan yang di antaranya BOD yang pada saat kejadian bernilai 68 mg/L (baku mutu 3 mg/L), COD 309 mg/L (baku mutu 25 mg/L), dan Fecal Coliform 1.400.000 MPN/100ml (baku mutu 1.000 MPN/100ml).
"Penyebab kematian massal ikan sapu-sapu saat itu, berdasarkan kajian PPLH IPB diduga kuat berasal dari aktivitas domestik yang tidak biasa, seperti pembuangan limbah dengan debit yang sangat besar atau kejadian khusus lainnya. Diperkirakan jenis ikan yang dominan di ruas sungai tersebut adalah ikan sapu-sapu," ungkap Asep dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/7/22).
Dalam hal tersebut, Asep juga membantah isu kematian massal ikan yang disebabkan oleh pembuangan limbah kurban. Dia memaparkan, jika penyebab kematian terjadi karena pembuangan limbah kurban, maka seharusnya terjadi pula dibeberapa ruas sungai yang ada di DKI Jakarta.
Asep menegaskan, kematian massal ikan sapu-sapu terjadi dalam skala lokal di salah satu ruas sungai Kalibaru Timur. Asep mengatakan bahwa fenomena tersebut merupakan kejadian yang tidak biasa berupa pembuangan limbah dengan debit yang besar atau konsentrasi limbah sangat tinggi.
Kemudian, kata Asep, limbah tersebut menyebabkan perubahan pada kualitas air, sehingga menyebabkan kematian massal sejumlah ikan sapu-sapu yang hidup di sungai tersebut. Asep memaparkan, pihaknya akan melakukan inventarisasi sumber pencemaran domestik, baik yang berasal dari permukiman, perkantoran, industri skala kecil-menengah, industri skala besar dan aktivitas lainnya yang berada dalam bantaran sungai tersebut.
“Apabila teridentifikasi penyebab lebih dominan dari aktivitas rumah tangga, maka lokasi tersebut dapat menjadi prioritas pembuatan IPAL Komunal atau ekoriparian berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (DPHK),” katanya.
Baca Juga: PSI "Sesak Dada" Liat Angka Putus Sekolah DKI Jakarta, Padahal Anies Mantan Menteri Pendidikan!
Lebih lanjut, Asep mengimbau masyarakat sekitar bantaran sungai agar lebih bijak dalam pengelolaan limbah domestik. Sehingga, kata Asep, kejadian serupa tidak terulang dikemudian hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar