Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sumbernya Langsung dari Jokowi, Mahfud MD: Ikuti Arahan Kapolri untuk Ungkap Kasus Brigadir J

Sumbernya Langsung dari Jokowi, Mahfud MD: Ikuti Arahan Kapolri untuk Ungkap Kasus Brigadir J Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus polisi tembak polisi masih terus bergulir. Menko Polhukam, Mahfud MD, pun kembali mengeluarkan pernyataan terbaru. Ia meminta seluruh pihak untuk mengikuti arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam pengungkapan kasus kematian Brigadir J.

Mahfud MD mengatakan, arahan Kapolri bersumber dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus dijalankan jajaran kepolisian dalam pengungkapan insiden polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo itu.

Baca Juga: Keluarga Brigadir J, Ferdy Sambo, dan Polri Bisa Bernapas Lega Berkat Omongan Mahfud MD

Mahfud menyampaikan pernyataan tersebut saat ditanya tentang munculnya narasi yang menyebut hasil autopsi terhadap jenazah Brigadir J hanya bisa dibuka di pengadilan atas seizin hakim. 

"Jadi, lebih baik ikutilah arahan Kapolri yang itu bersumber dari Presiden, kemudian saya menjadi pengawal dari seluruh instruksi Presiden," kata mantan Ketua MK itu kepada wartawan, Jumat (29/7).

Mahfud MD mengatakan hasil autopsi jenazah Brigadir J sebenarnya bisa dibuka ke publik, tanpa izin pengadilan melalui perintah hakim.

"Itu boleh dibuka ke publik dan justru itu perlu," ujar pria kelahiran 13 Mei 1957 itu.

Mahfud menilai ada oknum tertentu yang berupaya menggiring opini agar hasil autopsi Brigadir J tidak asal dibuka ke publik tanpa izin hakim di pengadilan.

"Jadi, memang ada, ya, yang seakan-akan ingin mengacaukan tidak boleh dibuka ke publik kecuali atas perintah hakim, ya, untuk keperluan persidangan," ujar mantan Menhan RI itu.

Namun, Mahfud mengatakan, hasil autopsi sebenarnya sama saja dengan alat bukti yang biasa diungkap kepolisian dalam pengungkapan kasus pidana.

"Kenapa Anda bilang enggak boleh dibuka ke publik? Wong, kalau ada kejahatan celurit diletakkan di meja, baju diletakkan di meja, itu darah di meja. Ini, kan, sama saja kalau sebagai alat bukti," ujar pria kelahiran Sampang Jawa Timur itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: