Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lemkapi Sindir Purnawirawan Polri Pansos ke Kasus Brigadir J, Pengamat: Sikap yang Berlebihan!

Lemkapi Sindir Purnawirawan Polri Pansos ke Kasus Brigadir J, Pengamat: Sikap yang Berlebihan! Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Kajian Politik Nasional Adib Miftahul menilai bahwa pernyataan Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) yang menyebut para Jenderal Purnawirawan Kepolisian melakukan panjat sosial dari kasus pembunuhan Brigadir J sebagai sikap yang berlebihan dan tendensius.

"Saya kira kalau ada anggapan kelompok yang menyebutkan Jenderal Purnawirawan ini jangan pansos (panjat sosial) atau nyari panggung, saya kira terlalu berlebihan dan tendensius. Justru harusnya Polri ini berterima kasih dengan para seniornya," kata Adib pada Warta Ekonomi, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga: Mutar-Muter soal Status Bharada E, Purnawirawan Jenderal Bintang Tiga: Pagi Tempe, Sore Dele: Mencla-Mencle!

Terima kasih yang dimaksud Adib dalam hal ini adalah karena campur tangan yang dilakukan para Jenderal Purnawirawan ini merupakan bentuk kecintaannya pada Polri.

"Ingat lho, walaupun mereka orang sipil, saya kira tidak bisa lepas begitu saja. Ada keterikatan hati dan moral, saya kira mereka punya responsibility untuk sama-sama mendukung Polri untuk mengungkap kasus ini (pembunuhan Brigadir J)," ungkap Adib.

Adib menilai, meski para Jenderal Purnawirawan sudah menjadi warga sipil, kedudukan mereka menjadi kontrol sosial bagi para Polri terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Menurutnya, para Jenderal Purnawirawan tersebut sama seperti netizen yang gemas dengan pemberitaan kasus tersebut.

"Mereka tak ada ubahnya dengan netizen publik yang kalau hari ini, kita bilang, ya, geregetan semuanya," katanya.

Menurut Adib, kasus penembakan Brigadir J jika dilihat dari kacamata orang awam, mestinya mudah diselesaikan. Dengan pengungkapan kasus yang kadung larut, malah berpotensi memicu terjadinya polemik berlanjut.

"Sebab dari internal Polri sendiri yang menurut saya tidak cepat dan tidak agresif menangani kasus ini. Jadi seolah-olah publik ini terkesan ada yang ditutup-tutupi," katanya. 

Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Purnawirawan Polri: Bharada E Tokoh Paling Sakti, Lebih-Lebih dari Jenderal!

Lebih lanjut, Adib mengatakan bahwa mestinya para Jenderal Purnawirawan ini diundang untuk berdiskusi guna menyelesaikan kasus tersebut. Dia juga menegaskan bahwa anggapan cari panggung yang dilayangkan Polri merupakan sikap yang berlebihan.

"Harusnya Kapolri itu mengundang mereka, berdiskusi, dimintai masukan. Apa yang sebenarnya harus dilakukan kan gitu. Makanya saya kira kalau ada anggapan nyari panggung, lagian mereka kan sudah ketua lah, jadi saya kira berlebihan anggapan seperti itu dan cenderung tendensius," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: