Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Penurunan Stunting, Pemkot Tomohon Optimalisasi Peran Tenaga Kesehatan

Dukung Penurunan Stunting, Pemkot Tomohon Optimalisasi Peran Tenaga Kesehatan Kredit Foto: Pemkot Tomohon

Satuan Tugas Perlindungan Anak PP. IDAI, Dr. Dr. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS., menjelaskan bahwa Sistem rujukan pada kasus stunting harus dapat dilaksanakan hingga ke rumah sakit yang akan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk penanganan masalah gizi yang diakibatkan oleh penyakit atau  kondisi tertentu pada bayi secara  komprehensif. "Perlu sinergitas antara tenaga kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk menemukan resiko stunting," ujar Rachmat.

Baca Juga: 7 Arahan Wapres untuk Indonesia Turunkan Stunting

Lebih lanjut ia menegaskan jika dukungan fasilitas layanan kesehatan primer dalam surveilans gizi, deteksi dan penemuan kasus di masyarakat sangat dibutuhkan. "Setiap level harus mengambil peran aktif, melatih dokter umum dan dokter Puskesmas untuk Penanggulangan Stuning secara berjenjang dari posyandu, Puskesmas, hingga RSUD," jelasnya.

Dokter Spesialis Anak, dr. Ronald Rompies, Sp. A., pada kesempatan tersebut memaparkan jika pemberian nutrisi pada bayi dan anak terutama dalam 1000 HPK sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Selain itu, deteksi dini weight faltering penting untuk pencegahan stunting. "Ini bisa dilakukan di posyandu, bila tidak ada perbaikan segera rujuk ke puskesmas. Nanti bila ditemukan stunted, dari puskesmas akan langsung memberikan rujukan ke dokter spesialis anak di RSUD," jelas Ronald.

Ronald pun menjelaskan bahwa Intervensi spesifik dengan pemberian nutrisi yang optimal yaitu MPASI dengan kandungan protein hewani (telur, ikan, hati, dll) disertai PKGK (susu formula standar) atau PKMK (susu khusus) pada anak yang kekurangan gizi termasuk stunting sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan Surat Keputusan BPOM. "Sinergi antara Dinas Kesehatan dan pemerintahan kabupaten/kota terkait sangat diperlukan untuk intervensi spesifik dalam menurunkan prevalensi stunting," pungkasnya.

Kolaborasi multisektoral dengan sektor swasta pun terus dilakukan dalam upaya penurunan angka stunting yang merupakan tanggung jawab bersama, antara pemerintah selaku pemangku kebijakan dan tenaga medis sebagai pelaksana teknis sistem rujukan berjenjang dalam pencegahan stunting yang didukung peran mitra swasta.

Baca Juga: Menkeu: Demi Masa Depan Bangsa, Fokus Pemerintah Saat Ini Stunting

Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray W. Basrowi, MKK. Menyatakan bahwa komitmen Danone Indonesia dalam rangka penurunan angka stunting akan terus dilakukan. Promosi pemberian ASI Eksklusif bagi karyawan, mendukung berbagai macam riset tentang nutrisi pada anak-anak, program edukasi Tenaga Kesehatan Berkelanjutan, serta program pemberdayaan masyarakat dan komunitas.

"Tugas kami disini adalah mendekatkan sistem pelayanan dan akses dari semua jenis intervensi dan model-model yang telah sukses dilakukan di tempat lain," jelas Ray.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: