Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politikus PDIP Tuding Rebranding RSUD Pengalihan Isu, Relawan: Dia Hanya Usaha Cari Kesalahan Anies

Politikus PDIP Tuding Rebranding RSUD Pengalihan Isu, Relawan: Dia Hanya Usaha Cari Kesalahan Anies Kredit Foto: Pemprov DKI Jakarta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Relawan Bala Anies, Sismono Laode, menilai kritik Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak soal penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hanya berusaha mencari-cari kesalahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurutnya, sikap Gilbert yang menuding rebranding RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta adalah pengalihan isu pagar Jakarta International Stadium (JIS) yang roboh terkesan cacat logika.

"Pak Gilbert itu sudah terekam citranya sebagai sosok politikus PDIP yang kerjanya hanya mengkritisi Pak Anies dengan logika yang cacat. Data itu enggak penting lagi bagi dia, yang penting bunyinya langsung kritik," ujar Laode saat dihubungi Warta Ekonomi, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga: Bukannya Naik, Anies Baswedan Malah Bikin Elektabilitas Nasdem Memprihatinkan

Laode yakin proses penggantian nama RSUD telah melalui serangkaian proses diskusi kebijakan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Oleh karena itu, usulan penggantian nama ini bukan untuk pengalihan suatu isu.

"Rumah Sehat itu ingin jadi antitesa dari rumah sakit bahwa rumah sakit hanya untuk orang sakit, padahal kesehatan itu, sebagaimana yang disampaikan, ada faktor preventif juga," jelasnya.

Ia kemudian menyinggung mantan buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru-baru ini menyerahkan diri. Laode menduga Gilbert justru berusaha mengalihkan perhatian dari isu tersebut.

"Itu masih hangat. Kami menduga Gilbert Simanjuntak ini justru sedang melakukan pengalihan isu soal itu," tambah dia.

Adapun isu yang dia maksud adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Kalimantan Selatan Mardani H Maming yang menyerahkan diri pada akhir Juli lalu setelah menjadi buronan atas kasus penerimaan hadiah atau janji terkait pemberian izin tambang di Tanah Bumbu.

Laode menutup pernyataannya dengan merekomendasikan Gilbert untuk banyak membaca. "Banyak baca dulu, lalu kritisi. Dengan begitu masyarakat nyaman dan paham dialektika itu berlangsung secara sehat, dinamis, dan demokratis."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: