Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Low Tuck Kwong: Konglomerat Batu Bara yang Rajin Jual Saham Bayan Resources, Makin Lama Makin Menipis!

Low Tuck Kwong: Konglomerat Batu Bara yang Rajin Jual Saham Bayan Resources, Makin Lama Makin Menipis! Kredit Foto: Pasardana.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Low Tuck Kwong dikenal sebagai seorang pebisnis sekaligus konglomerat batu bara. Salah satu sumber kekayaan yang dimiliki Low Tuck Kwong tidak lain adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Bukan hanya sebagai pendiri, Low Tuck Kwong juga merupakan pemegang saham mayoritas dalam Bayan Resources.

Belakangan ini, Low Tuck Kwong terpantau rajin melakukan penjualan saham miliknya dalam Bayan Resources. Sekali transaksi, divestasi saham Bayan Resources oleh Low Tuck Kwong bisa bernilai ratusan juta rupiah. Aksi jual saham yang terbaru dilakukan Low Tuck Kwong pada awal Agustus 2022.

Baca Juga: Bos Ace Hardware Habiskan Duit Setengah Miliar Rupiah Lebih Buat Borong Saham, Begini Rincian Transaksinya!

Dalam keterbukaan informasi, Low Tuck Kwong menyampaikan telah menjual hingga 15.000 lembar saham BYAN pada 5 Agustus 2022. Seluruh saham tersebut dijual dengan harga Rp30.000 per saham. Jika dikalkulasikan, nilai transaksi atas aksi jual saham itu mencapai Rp450 juta.

Meski jumlah lembar sahamnya makin lama makin menipis, persentase kepemilikan Low Tuck Kwong dalam BYAN masih sebesar 60,97%. Tidak ada alasan khusus dari aksi jual saham itu, Low Tuck Kwong menyebut transaksi itu bertujuan untuk divestasi.

"Jumlah saham dan persentase kepemilikan sebelum transaksi 2.032.385.330 saham atau 60,97% dan setelah transaksi 2.032.370.330 saham atau 60,97%," jelasnya dalam keterbukaan informasi, dilansir pada Rabu, 10 Agustus 2022. 

Untuk diketahui, jumlah saham yang dijual pada 5 Agustus 2022 itu terbilang lebih sedikit daripada transaksi yang dilakukan Low Tuck Kwong pada 28 Juli 2022. Saat itu, Low Tuck Kwong melego hingga 30.000 lembar saham BYAN di harga Rp30.000 per saham. Total transaksi saat itu mencapai Rp900 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: