Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT Vale Indonesia (Vale) meningkatkan produksi olahan dari turunan nikel melalui hilirisasi.
Hal tersebut dilakulan agar bisa memberikan nilai tambah yang lebih optimal serta meningkatkan investasi dan juga membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi penduduk sekitar.
"Tadi kami sudah bicarakan dengan manajemen, bagaimana ke depannya indonesia juga bisa memiliki industri untuk memproduksi nikel powder. Nikel powder ini tidak banyak di dunia. Kita punya nikelnya, kenapa tidak sekaligus kita bikin dari core sampai purified nikel," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (14/8/2022).
Baca Juga: Bakal Lebarkan Sayap Bisnis PLTS ke Sulawesi, Sun Energy Incar Perusahan Nikel
Sebagaimana diketahui, PT Vale Indonesia saat ini sudah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte.
Selain proyek existing tersebut, Vale merencanakan pembangunan tiga smelter baru. Pertama, fasilitas pengolahan nikel Reduction Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 ton dalam bentuk FeNi (feronikel) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: PLN Suplai 140 MVA ke Industri Smelter Nikel di Kaltim
Kedua, proyek pembangunan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa yang berlokasi di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 ton.
Proyek pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Komoditas Nikel Terintegrasi dengan Penambangan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional.
Selanjutnya yang terakhir adalah rencana pembangunan pabrik HPAL yang merupakan proyek ekspansi smelter Sorowako dengan target kapasitas produksi sekitar 60 kilo ton nikel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri