Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teten Masduki Fokus Modernisasi Koperasi Pangan dan Ajak Perempuan Berkoperasi

Teten Masduki Fokus Modernisasi Koperasi Pangan dan Ajak Perempuan Berkoperasi Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto

Zabadi pun menekankan bahwa koperasi berperan strategis dalam memberdayakan perempuan. Dan dengan koperasi, perempuan dapat membuktikan kompetensi dan kelebihannya, sebagaimana ditunjukkan keberhasilan beberapa koperasi dan UMKM yang dikelola perempuan, tanpa harus mengorbankan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sekaligus Chair of DEWG-G20, Mira Tayyiba, mengatakan bahwa teknologi digital tidak bisa dipisahkan dari seluruh sektor kehidupan saat ini.

Baca Juga: Terkait Pembangunan IKN, Puan Maharani: Maknai Sebagai Tempat Pemerataan Ekonomi Nasional

Mira menunjuk digitalisasi di sektor pertanian, dimana di level hulu sudah mampu menampilkan “Smart Farming”. Hal itu banyak membantu para petani, salah satunya dapat menentukan waktu panen, yang berujung pada peningkatan produktivitas.

"Di sektor hilir, dengan digitalisasi, para petani memiliki akses pasar yang lebih luas, mempersempit rantai pasok, hingga meningkatkan nilai tawar petani," kata Mira.

Oleh karena itu, Mira berharap koperasi pada sektor pangan bisa menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi. "Jadi, transformasi digital perlu terus didorong dari hulu hingga hilir," ucap Mira.

Untuk itu, Mira mengungkapkan bahwa pihaknya sudah meningkatkan jaringan internet, hingga menembus wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). "Sudah tercatat ada 77,2% penetrasi internet di Indonesia. Dan sudah ada 7.600 titik akses internet gratis, termasuk untuk membantu usaha mikro dan ultra mikro," katanya.

Pengusaha Perempuan

Sementara Chair Women 20 (W20) G20 Hadriani Uli Silalahi mengungkapkan, dari semua UKM di Indonesia, sebanyak 62% dimiliki perempuan dalam tingkat mikro.

“Ini menjadi jelas bahwa peran perempuan sebagai wirausaha harus diberdayakan,” kata Hadriani.

Namun, kata Hadriani, pengusaha perempuan menghadapi berbagai tantangan seperti kurangnya literasi keuangan, minimnya akses ke sumber pembiayaan/kredit, dan rendahnya akses ke investasi. Wirausaha perempuan juga menghadapi tantangan untuk masuk ke urusan pengadaan publik.

“Karena itu kita sangat mengapresiasi kolaborasi antara W20 sebagai ‘engagement group’ dan Kementerian Koperasi dan UKM, pemerintah, dan perwakilan untuk membuat aksi nyata dalam mendukung pengusaha perempuan agar mencapai praktik bisnis yang lebih inklusif,” ucap Hadriani.

Baca Juga: Cetak 1 Juta Wirausaha Baru, Teten Usulkan Perguruan Tinggi Ubah Kurikulum

Hadriani berharap ada komitmen lebih yang akan segera dilakukan pemerintah, asosiasi, dan pemilik usaha dalam hal pemberdayaan pengusaha perempuan. “Mari kita sama-sama menempatkan pemulihan sebagai garda terdepan dalam pencapaian upaya G20 menuju kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” ucapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: