Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hoaks Brigadir J Dibuat 'Dewa Polisi', Pernyataan Rocky Gerung Kembali Terngiang: Pembuat Hoaks Terbaik Adalah Penguasa

Hoaks Brigadir J Dibuat 'Dewa Polisi', Pernyataan Rocky Gerung Kembali Terngiang: Pembuat Hoaks Terbaik Adalah Penguasa Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Skenario awal kasus Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J yang dibuat Irjen Ferdy Sambo ditanggapi oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan. Menurutnya, hoaks yang dibuat dan disebarkan dengan menyeret Kadiv Propam Polri itu sangat disayangkan.

Pasalnya, kata Johson, Propam Polri adalah polisinya polisi. Ia dijuliki dewa polisi. Propam Polri memiliki fungsi sebagai penegak disiplin dan ketertiban di lingkungan Polri. Selain itu, Propam juga bertugas melayani aduan masyarakat tentang tindakan anggota Polri.

Baca Juga: KPK Konfirmasi Ada Laporan Dugaan Suap ke LPSK di Kasus Brigadir J, Ferdy Sambo Mohon Siap-siap!

Ferdy Sambo sebagai dewa polisi seharusnya menegakkan disiplin di lingkungan Polri, tapi justru melakukan tindak pidana yang merugikan institusi Polri. Sambo tidak hanya melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap anggota Polri, tapi juga menciptakan hoaks luar biasa dan melibatkan banyak polisi, termasuk beberapa perwira tinggi.

Hoaks pembunuhan Brigadir J yang dibuat Ferdy Sambo bahkan turut melibatkan penasihat Kapolri, Kapolres Jakarta Selatan, hingga Karo Penmas. "Hoaks ini terkonfirmasi dengan penjelasan Kapolri," ujar Johnson Panjaitan, dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (16/8).

Menurut Johnson, hoaks itu disampaikan secara terbuka oleh pejabat Polri pada 11 Juli 2022. "Hoaks ini ternyata bukan hanya melalui media sosial, melainkan institusi ini (Polri) terlibat mengumumkan, bahkan berlapis-lapis, mulai dari Kapolresnya, Karo Penmasnya," ucapnya.

Yang lebih menyedihkan, kata Johnson, adalah keterlibatan penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah. "Penasihat Kapolri itu sudah bicara dan mengundurkan diri, tapi kerusakan yang dia ciptakan luar biasa," tegas Johnson.

Menurutnya, seluruh rakyat Indonesia yang mengikuti berita pembunuhan Brigadir J dari awal termakan hoaks yang dibuat oleh Ferdy Sambo dan kelompoknya. "Ini peristiwa besar yang korbannya banyak sekali. Memang (korbannya) tidak berdarah-darah, tapi kerusakannya sangat luar biasa," beber Johnson.

Johnson heran dengan kelakuan orang pintar yang memiliki pangkat sangat tinggi di kepolisian justru menciptakan hoaks yang dapat menghancurkan muruah Polri. "Bagaimana ada kelompok-kelompok orang pintar, bahkan polisinya polisi, dewanya polisi, justru melakukan kegiatan-kegiatan yang menghancurkan institusi kita dan negara ini," tegas Johnson.

Ia mengajak semua pihak untuk melakukan konsolidasi, khususnya di internal Polri agar kejadian serupa tidak terulang lagi. "Karena pertaruhannya ini bukan hanya kasus Brigadir Joshua. Ini kasusnya sudah makin berat akibat ulah orang-orang yang kita percaya untuk menunaikan tugas, tetapi justru melakukan tindak pidana yang menghancurkan institusi, kewibawaan proses penegakan hukum kita dan negara ini," tandas Johnson.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: