Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenali Perbedaan Penting Antara Open dan Closed System Pada Rokok Elektrik

Kenali Perbedaan Penting Antara Open dan Closed System Pada Rokok Elektrik Kredit Foto: Unsplash/VapeClubMY
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ragam jenis rokok elektrik yang ada di pasaran ternyata belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat umum. Sebagai produk alternatif, vape memiliki berbagai bentuk, ukuran, rasa hingga jenis sistem yang membedakan diantaranya. Meski secara umum produk rokok elektrik memiliki fungsi yang sama yaitu membantu perokok tembakau yang ingin beralih atau berhenti merokok.

“Apa sih yang membuat produk rokok elektrik tengah digemari di seluruh dunia? Yang paling menonjol adalah device atau alat rokok elektrik yang disajikan dengan apa yang disebut Open System dan Closed System,” ungkap Ketua KONVO, Hokkop Situngkir, Kamis 11/08.

Hokkop menjelaskan perbedaan terbesar dari kedua system ini yakni masalah isi ulang. Open System didisain untuk bisa diisi ulang oleh penggunanya. Dalam device Open System ini, terdapat tangki kosong untuk diisi e-liquid. Sedangkan dalam device Closed System tidak ada yang bisa diisi ulang alias setelah kosong atau habis, langsung dibuang.

Open System dalam semua aspek, cukup murah serta fleksibel dirubah sesuai keperluan penggunanya. Semua bisa diganti dari daya tahannya, bahan material coil nya, aliran hembusan asap dari device nya hingga kekuatan baterai, yang tentunya bisa terbantu karena bisa di charge ulang (untuk hal ini sama dengan Closed System).

Baca Juga: Potensi Pendapatan Pemerintah Dapat Lebih Tinggi dengan Peningkatan Volume Produksi Vape Sistem Tertutup

Dijelaskan oleh Hokkop bagi konsumen yang mengharapkan kebebasan, fleksibilitas dengan harga terjangkau, memilih device yang Open System jadi opsi yang bagus. Device ini juga memberi keuntungan besar buat penggunanya karena menawarkan varian rasa yang sangat variatif dan bisa diubah-ubah. Varian e-liquid yang jumlahnya ratusan itu juga sekaligus menjamin konsumennya untuk mendapat rasa yang benar-benar cocok untuk dirinya. Yang tak kalah penting, harga relatif lebih murah dari yang didapat di device Closed System.

Kendati demikian, pengisian likuid secara manual oleh konsumen ini tentunya memiliki risiko juga, “Selain kandungan yang terdapat dari produk liquid yang belum tentu sesuai standar, jika konsumen mencampur satu atau dua bahkan beberapa rasa sekaligus pun memiliki resiko yakni kadar yang terkandung belum tentu aman dan rasanya pun bisa menjadi enak tapi bisa juga tak karuan,” tambah Hokkop.

Baca Juga: Rokok Elektrik Lebih Aman daripada Rokok Konvensional, Yakin?

Hal yang berbeda dirasakan jika menggunakan device Closed System. Closed System Vape dinilai jauh lebih aman karena kandungan serta proses pengisian liquid yang dilakukan secara resmi alias pabrikan. Tidak asal-asalan sesuai kehendak penggunanya. Selain tentunya sudah terjamin produsen yang bersangkutan, varian rasa yang disuguhkan juga sudah beragam dan mengikuti selera pasar.

“Closed System justru lebih eksklusif meski terbilang sedikit lebih mahal. Ibaratnya kita membayar lebih untuk keamanan dan kualitas produk yang kita konsumsi. Device Closed System juga cenderung lebih praktis dalam penggunaannya, tak perlu repot mengganti koil atau mengisi tangki liquid, cocok untuk konsumen bergaya hidup simple,” tutup Hokkop.

Dengan beberapa perbandingan ini, diharapkan konsumen setidaknya mempunyai pilihan bijak apakah lebih menyukai Open atau Closed System. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun sekaligus saling melengkapi dan bersaing mendapat simpati dari masing-masing konsumen yang tentunya berbeda selera dan antusiasmenya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: