Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua DPR Amerika Picu Parlemen Negara Lain Berbondong-bondong Pergi ke Taiwan

Ketua DPR Amerika Picu Parlemen Negara Lain Berbondong-bondong Pergi ke Taiwan Kredit Foto: Reuters/Ann Wang
Warta Ekonomi, Washington -

Duta Besar Taiwan untuk Amerika mengatakan respons agresif militer China terhadap Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taipei telah meningkatkan minat parlemen negara lain dalam perjalanan serupa.

"Apa yang dilakukan China adalah mereka membangkitkan minat yang lebih besar dari sebelumnya untuk mengunjungi Taiwan," kata perwakilan tinggi Taiwan di Washington Hsiao Bi-khim kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Gara-gara Masalah di Taiwan, Joe Biden dan Xi Jinping Mau Berbaikan di Bali?

"Kami melihat sejak kunjungan parlemen dari negara lain juga menunjukkan minat," katanya.

Hsiao menyebut Jerman, Kanada, Inggris, dan Jepang di antara negara-negara yang mungkin dapat mengirim delegasi.

"Korban bullying membutuhkan teman," kata Hsiao. "Perilaku mereka menghasilkan begitu banyak perhatian dan simpati terhadap situasi kita," katanya tentang tindakan militer China.

Delegasi anggota parlemen Kanada berencana untuk mengunjungi Taiwan pada bulan Oktober, Anggota Liberal Parlemen Kanada Judy Sgro mengatakan sebelumnya pada hari Rabu.

Beijing memberlakukan sanksi terhadap seorang menteri Lituania yang mengunjungi Taiwan beberapa hari setelah perjalanan Pelosi.

Ditanya apakah Taiwan akan menyambut kunjungan pembicara Republik jika partai tersebut mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat setelah pemilihan paruh waktu AS, Hsiao mengatakan: "Kami telah terbuka selama beberapa dekade untuk delegasi kongres, dan itu berlaku untuk anggota partai mana pun."

China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan memandang kunjungan pejabat negara lain ke Taiwan sebagai sinyal yang menggembirakan bagi kamp pro-kemerdekaan pulau itu.

Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: