Yang Berperang Rusia-Ukraina, Energi Terkuras di Mana-mana, Masyarakat Indonesia Diminta...
Tidak dapat dimungkiri, perang Rusia-Ukraina telah menimbulkan banyak tekanan pada perekonomian global, termasuk harga minyak bumi.
Sebagai negara net-importer minyak, Indonesia pun tentu mengalami imbasnya.
Baca Juga: Hemat Energi, PLN Jabar Bakal Distribusikan 1 Juta Unit Kompor Induksi
Pemerintah harus menggelontorkan biaya sebesar Rp 502 triliun sebagai subsidi komoditas energi, seperti BBM, listrik, dan gas.
Keputusan ini harus diambil agar tidak membebani masyarakat kelas menengah ke bawah yang baru saja dapat “bernapas” pasca-periode stagnasi dan resesi.
Ketua Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono menyebut dengan nilai subsidi yang besar itu masyarakat Indonesia diharapkan bijak menggunakan subsidi energi.
Yuli mengatakan fluktuasi harga minyak yang tengah terjadi bukanlah kali pertama.
"Sejak 1970, setidaknya sudah ada enam kali terjadi peristiwa ketidakstabilan harga sehingga di masa depan pun, tidak ada yang bisa menjamin kemapanan perekonomian negara," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (19/8/2022).
Menurut dia, dibutuhkan upaya antisipatif untuk mencegah adanya fluktuasi harga minyak berikutnya.
Dijelaskan Dr. Yuli, transportasi merupakan sektor pengguna energi terbesar, yaitu 45,7 persen dari total konsumsi energi nasional.
"Pada sektor tersebut, bahan bakar yang sebagian besar digunakan adalah BBM, sedangkan sebagian kecilnya blending fuel (gasoil dan biodiesel)," ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB itu menjelaskan, potensi fluktuasi harga energi dapat ditekan dengan cara mengurangi konsumsi BBM di sektor transportasi dan LPG di sektor rumah tangga.
Dia menyebut pengurangan BBM pada transportasi bisa dilakukan dengan tiga cara.
"Peningkatan penggunaan biofuel, elektrifikasi kendaraan bermotor, dan perbaikan transportasi massal. Sementara itu, di sektor rumah tangga, penggunaan kompor listrik dapat berperan mengurangi konsumsi LPG,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: