Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Ekonomi Hijau untuk Keberlangsungan Hidup Manusia di Banyak Bidang

Pentingnya Ekonomi Hijau untuk Keberlangsungan Hidup Manusia di Banyak Bidang Kredit Foto: Freepik/Indylooker
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presidency Chair Sustainable Finance Working Group (SFWG) Bank Indonesia, Haris Munandar mengatakan bahwa saat ini Indonesia perlu mulai beralih kepada sistem keuangan berkelanjutan. Demikian diungkapnya dalam talkshow Peran Kita: Indonesia Menuju Keuangan Berkelanjutan, Senin (22/8/2022).

Sebab, pertama, dalam tujuan untuk melakukan pembangunan, kegiatan produksi merupakan proses yang harus ada di dalam aktivitas ekonomi, dan Bumi memiliki peran yang penting sebagai faktor produksi. Apabila suatu saat Bumi hancur, maka aktivitas ekonomi akan menurun atau terdampak negatif sehingga kelangsungan hidup manusia akan terancam.

Sebagai contoh kecil, Haris mengambil kondisi akibat masalah geopolitik yang tengah berlangsung selama tiga sampai empat bulan ini, yaitu perang Ukraina, di mana akibat yang ditimbulkan sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi secara global. Harga energi naik, begitu pula dengan harga pangan. Inflasi terjadi dan kini dunia tengah dalam ancaman resesi.

Baca Juga: Anggaran Fiskal Terbatas, Pemerintah Dinilai Belum Prioritaskan Pemulihan Ekonomi Hijau

“Apabila [kehancuran Bumi] ini terjadi di masa depan, meskipun tidak saya inginkan, tapi persiapan perlu dilakukan sekarang. Kita tidak hanya menghadapi risiko fisik nantinya apabila Bumi kita menjadi terdampak negatif atau mungkin mengarah ke kehancuran. Kita harus lakukan persiapan, transisi dari kondisi saat ini ke kondisi yang lebih green, dari yang brown ke yang lebih sustainable,” ujar Haris.

Selaras dengan pandangan Haris, Rizkiasari Yudawinata, Sustainable Finance Program Lead WWF-Indonesia/ Focal Point, Sekretariat Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI), juga menyampaikan bahwa ketergantungan manusia terhadap alam sangatlah tinggi, oleh karena itu alam adalah aset yang sangat penting bagi manusia dalam berbagai bidang.

“Saat ini demand dan supply terhadap alam tidak seimbang. Kalau misalnya kita tidak mengubah cara produksi kita untuk lebih memperhatikan alam, iklim, dan lingkungan sosial untuk tetap menjaga kemakmuran, setidaknya kita membutuhkan 1,6 Bumi. Padahal Bumi kita hanya ada satu. Ada ketidakstabilan di sini. Oleh karena itu, kita perlu mengubah cara kita untuk lebih efisien,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: