Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hanya Karena Tangisan, Benarkah Ini Alasan Ferdy Sambo Bebas dari Hukuman Mati?

Hanya Karena Tangisan, Benarkah Ini Alasan Ferdy Sambo Bebas dari Hukuman Mati? Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ferdy Sambo disinyalir bisa lolos dari hukuman mati jika ia terbukti benar-benar menangis. Hal ini disampaikan oleh pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea

Ia membeberkan bahwa tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo masih ada peluang lolos dari jeratan pasal pembunuhan berencana atau Pasal 340 dengan ancaman maksimal hukuman mati tersebut.

Baca Juga: Hotman Paris Beberkan Cara Ampuh Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir J: Benar Nggak Sambo Menangis?

"Apakah benar kasus pembunuhan polisi Brigadir J merupakan pembunuhan berencana 340 KUHP Pidana atau pembunuhan spontan, 338," ujar Hotman Paris mengawali paparannya, dikutip Selebtek dari Instagram @hotmanparis, Rabu (24/8/2022).

"Jawabannya itu adalah tergantung temuan fakta persidangan," lanjut Hotman Paris.

Menurut pengacara kawakan itu, jika Sambo menangis karena apa yang dilaporkan istrinya, maka bisa jadi ini adalah pembunuhan spontan.

"Apakah benar sesudah tiba dari Magelang ke Jakarta, di rumah pribadi, nyonya PC cerita apa yang dialami olehnya di Magelang, dan pada saat itu seorang jendral yang adalah suaminya, Sambo menangis," ujar Hotman.

Pasalnya pengadilan bisa saja memutuskan Ferdy Sambo hanya terkenal pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 'hanya' 15 tahun penjara.

Namun, ia masih mempertanyakan apakah benar seperti itu kejadiannya, dan para saksi benar menyatakan itu di BAP.

Baca Juga: Tawarkan Diri "Selamatkan" Putri Candrawathi, Pengacara Brigadir J: Saya Adopsi Anaknya, Saya Berjanji...

"Ini pertanyaan loh. Sebab kalau benar saksi-saksi kunci memberikan kesaksian bahwa seorang jendral, seorang suami menangis begitu mendengar cerita keluhan dari istrinya. Maka bisa berakibat nanti itu ke apakah 338 atau 340," lanjutnya lagi.

"Karena emosi berbeda dengan perencanaan. Kalau perencanaan tentu perencanaan matang, sedangkan emosi bisa didalilkan itu adalah spontan. dan memenuhi pasal 338," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: