Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Lebih dari 700 Halaman Dokumen Rahasia di Rumah Donald Trump, Apa yang Disimpan?

Ada Lebih dari 700 Halaman Dokumen Rahasia di Rumah Donald Trump, Apa yang Disimpan? Kredit Foto: Unsplash/Arisa Chattasa
Warta Ekonomi, Washington -

Ada lebih dari 700 halaman dokumen rahasia ditemukan Badan Arsip Nasional Amerika Serikat di rumah Donald Trump. Sebuah surat yang dikirim ke pengacara eks presiden itu menjadi bukti pengungkap selain materi yang disita FBI.

Dilansir dari Reuters, Badan Arsip Nasional bertanggung jawab menjaga catatan pemerintah. Surat tertanggal 10 Mei tersebut dikirim oleh Penjabat Pengarsip AS Debra Steidel Wall kepada pengacara Trump, Evan Corcoran.

Baca Juga: Maaf Tuan Putin, Rahasia Rusia Perlahan Terbuka: "Agen Kami Trump Benar-benar Telah Kacau"

Surat tersebut dirilis pada Senin (22/8/2022) malam oleh John Solomon, seorang jurnalis konservatif yang diberi wewenang Trump pada bulan Juni untuk mengakses catatan kepresidenannya. Salinannya lantas diunggah oleh Badan Arsip Nasional di lamannya pada Selasa (23/8).

Lembaga tersebut menemukan banyak materi rahasia dalam 15 kotak. Beberapa di antaranya ditandai 'sangat rahasia', sehingga mengungkap penyebab FBI melakukan penggeledahan yang disahkan pengadilan di resor Mar-a-Lago, kediaman Trump di Palm Beach, pada 8 Agustus.

"Di antara materi dalam kotak, ada lebih dari 100 dokumen dengan tanda klasifikasi. Itu terdiri lebih dari 700 halaman. Beberapa di antaranya termasuk dalam klasifikasi tingkat tertinggi, termasuk materi Program Akses Khusus (SAP)," bunyi surat Wall, merujuk pada protokol keamanan terhadap sejumlah rahasia negara paling terlindung.

Surat itu berisi informasi tambahan tentang penanganan Trump atas materi rahasia dan upayanya untuk menunda pejabat federal meninjau dokumennya.

Berdasarkan surat tersebut, tim hukum Trump berulang kali mencoba menghentikan badan arsip mengizinkan FBI dan pejabat intelijen untuk meninjau materi. Alasannya, Trump butuh lebih banyak waktu untuk menentukan apakah ada catatan berkedok hak istimewa eksekutif yang memungkinkan seorang presiden untuk melindunginya.

Sebaliknya, aparatur Presiden Joe Biden, terutama Kantor Penasihat Hukum Departemen Kehakiman, telah menetapkan bahwa materi tersebut tak tercakup oleh hak istimewa eksekutif.

"Tak ada preseden bagi mantan presiden untuk melindungi catatan dari presiden yang sedang menjabat dengan dalih hak istimewa eksekutif ketika materi yang dipermasalahkan secara hukum adalah milik pemerintah federal," terang surat tersebut.

Bahkan, setelah Trump mengembalikan 15 kotak ke Badan Arsip, Departemen Kehakiman masih curiga ia memiliki lebih banyak materi rahasia.

Penggeledahan 8 Agustus dilakukan untuk menyelidiki apakah Trump menyingkirkan dokumen secara ilegal dari Gedung Putih ketika ia purnatugas dari istana negara tersebut pada Januari 2021. Otoritas federal juga menyelidiki apakah ia mencoba menghalangi penyelidikan pemerintah atas penyingkiran dokumen tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: